Tidak hanya dr. Andri yang berkomentar, Benny Prawira, pendiri komunitas Into The Light Indonesia menegaskan "prank" bunuh diri tidak pantas dilakukan seorang figur publik. Ulah Aida dan timnya dianggap membuat upaya mencari bantuan sungguh-sungguh melalui medsos menjadi rancu.
"Itu tidak lucu. Karena kita tahu di Indonesia masih percaya mitos bahwa orang-orang yang meminta bantuan di media sosial itu adalah orang-orang yang hanya mencari perhatian. Jadi yang dikhawatirkan dari peristiwa ini adalah orang-orang makin percaya dengan mitos tersebut," kata Benny.Â
Benny pun menyarankan, bila Aida tengah galau dan mengidap tekanan psikis, sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog. Bukan dengan mengacaukan pandangan publik di medsos.Â
Kasus meninggalnya dua artis Korea beberapa waktu yang lalu saja sangat mengganggu psikologi publik, seolah keputusan terbaik untuk menghindari masalah adalah bunuh diri.
Semoga Aida dan timnya berhenti melakukan itu dan orang lain (terutama figur publik) tidak mencontoh hal yang sama. Bisa saja ke depan, seseorang (amit-amit) yang sesungguhnya butuh bantuan di medsos, tapi karena para pengguna lain 'trauma' dengan ulah Aida dan tim ini, malah ogah dan menganggapnya "prank".
Hai para pemburu konten, bijaklah dalam bertindak!
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H