Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Soal Mencintai Indonesia, Saya Masih Kalah dengan Agnez Mo dan Miyabi

27 November 2019   09:55 Diperbarui: 29 November 2019   11:40 2251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Miyabi melambaikan bendera merah-putih sebagai bentuk rasa bangganya atas kemenangan Timnas U-23 Indonesia melawan Thailand di Filipina | Gambar: KOMPAS.com

Bagaimana tidak, saya sebagai warga asli Indonesia belum tentu mau dan mampu melakukan hal serupa: datang dari Jepang ke Filipina, mengenakan jersey bola berlogo Garuda, membawa bendera merah-putih, teriak-teriak dari tribun (yang barangkali berkontribusi melemahkan mental lawan), dan saat Timnas Indonesia menang dengan bangga mencium bendera yang bukan milik bangsanya.

Miyabi mencium bendera merah-putih usai Timnas U-23 Indonesia menang 2-0 melawan Thailand | Gambar: tribunnews.com
Miyabi mencium bendera merah-putih usai Timnas U-23 Indonesia menang 2-0 melawan Thailand | Gambar: tribunnews.com
Pesan apa yang mau disampaikan oleh Miyabi ke saya atas 'ulahnya' itu? Apakah maksudnya mau mengajak saya untuk semakin mencintai Indonesia seperti yang dicontohkannya sebagai warga asing?

Saya menangkap maksud Miyabi begitu, walaupun saya agak tersinggung karena dibuat malu. Adakah orang Indonesia lain yang ikut tersinggung? Mestinya ada, orang-orang sekelompok saya yang cuma sibuk mengkritik dan mempersoalkan pernyataan Agnez.

Miyabi sama dengan Agnez, punya cara sendiri mewujudkan rasa cintanya terhadap Indonesia, padahal bukan kewajibannya sebagai orang asing (Jepang). Saya bangga, ternyata orang yang tidak berdarah asli dan berkebangsaan Indonesia pun cinta pada tanah air saya.

Semoga saya bisa belajar dari Agnez dan Miyabi untuk menemukan cara bagaimana membanggakan Indonesia tercinta, selain pengakuan dalam bentuk ucapan dan kata.

***

[1] [2] [3] [4]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun