Bagaimana tidak, saya sebagai warga asli Indonesia belum tentu mau dan mampu melakukan hal serupa: datang dari Jepang ke Filipina, mengenakan jersey bola berlogo Garuda, membawa bendera merah-putih, teriak-teriak dari tribun (yang barangkali berkontribusi melemahkan mental lawan), dan saat Timnas Indonesia menang dengan bangga mencium bendera yang bukan milik bangsanya.
Saya menangkap maksud Miyabi begitu, walaupun saya agak tersinggung karena dibuat malu. Adakah orang Indonesia lain yang ikut tersinggung? Mestinya ada, orang-orang sekelompok saya yang cuma sibuk mengkritik dan mempersoalkan pernyataan Agnez.
Miyabi sama dengan Agnez, punya cara sendiri mewujudkan rasa cintanya terhadap Indonesia, padahal bukan kewajibannya sebagai orang asing (Jepang). Saya bangga, ternyata orang yang tidak berdarah asli dan berkebangsaan Indonesia pun cinta pada tanah air saya.
Semoga saya bisa belajar dari Agnez dan Miyabi untuk menemukan cara bagaimana membanggakan Indonesia tercinta, selain pengakuan dalam bentuk ucapan dan kata.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H