Aktif menjadi penulis, peneliti, dan pengamat politik serta sibuk melaksanakan tugas sebagai komisaris tidak membuat Fadjroel menjauhi kepentingan politik. Dia tercatat salah seorang pendukung pasangan Jokowi-JK saat Pilpres 2014 dan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.
Maka, diakui berhubungan dengan pilihan politik pribadinya atau tidak, wajar jika jabatan Komisaris Utama PT. Adhi Karya (Tbk) dan Staf Khusus Bidang Komunikasi sekaligus Juru Bicara Presiden tetap dipercayakan kepada Fadjroel.
Apakah semulus itu perjalanan hidup dan karir Fadjroel? Ternyata tidak. Dia yang merupakan aktivis kala menjadi mahasiswa memiliki andil dalam menjatuhkan kekuasaan orde baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.
Sebagai Ketua Presidium Forum Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia Forum Wacana UI, Fadjroel bersama ribuan mahasiswa menuntut Soeharto turun dari kekuasaannya pada 18-21 Mei tahun 1998.
Jauh sebelumnya, Fadjroel bersama-sama dengan para aktivis mahasiswa lainnya pernah melakukan advokasi untuk petani Kacapiring dan Badega. Saat masa pemerintahan presiden Soeharto, dia pernah ditunjuk untuk menjadi komandan lapangan dalam aksi i sejauh 60 kilometer dari Kampus ITB menuju Cicalengka.
Aksi itu sendiri kemudian dibubarkan oleh polisi dengan menghujani peserta aksi dengan peluru karet. Fadjroel bersama kawan-kawannya pula pernah menggelar aksi penolakan kedatangan Rudini yang saat itu menjabat sebagai menteri dalam negeri.
Buntut dari semua aksinya bersama rekan-rekannya, Fadjroel sempat mendekam di tahanan dan kemudian dipenjara sebagai tahanan politik di beberapa tempat, antara lain di tahanan Bakorstranasda, Sukamiskin, Nusakambangan dan di lokasi lainnya.
Di ITB sendiri, Fadjroel aktif dalam kegiatan sastra, pers, kebudayaan, dan kelompok studi, antara lain: Presiden Grup Apresiasi Sastra (GAS), Perkumpulan Studi Ilmu Kemasyarakatan (PSIK), Kodim Sabtu (Kelompok Diskusi Mahasiswa Sabtu), Badan Koordinasi Unit Aktivitas (BKUA) ITB, Komite Pembelaan Mahasiswa (KPM) ITB, Majalah Ganesha ITB (Pendiri dan Ketua Dewan Redaksi), serta Kelompok Sepuluh Bandung.
Di samping kegiatan kesehariannya yang sudah disebutkan di atas, saat ini Fadjroel juga aktif mengembangkan Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Negara Kesejahteraan (Pedoman Indonesia) atau Research Institute of Democracy and Welfare State dan kerjasama internasional di jaringan Southeast Asian Forum for Democracy, dan Asia Pacific Youth Forum (Tokyo).Â
Selamat bekerja, Pak Fadjroel Rachman! Semoga kehadiran dan kontribusi bapak di istana dapat membantu Presiden Jokowi mengemban amanah pelayanan terhadap rakyat.
Untuk mengetahui lebih lanjut siapa sosok Fadjroel, sila baca beberapa tautan link di bawah artikel ini.