Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketimbang Demokrat, Gerindra Lebih Berpeluang Masuk Kabinet, Ini Alasannya

12 Oktober 2019   17:38 Diperbarui: 12 Oktober 2019   19:16 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono. Pertemuan digelar di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/9/2019) | KOMPAS.com

Tampaknya demikian. Bahwa masing-masing kedua petinggi partai politik sudah melakukan pertemuan dengan Jokowi, namun hasil pembicaraan tetap kontras berbeda. [5]

Meskipun peluang Gerindra masuk kabinet memberatkan hati beberapa petinggi partai koalisi pengusung Jokowi-Ma'ruf Amin, keputusan terakhir tetap berada di tangan Jokowi sebagai pemilik hak prerogatif. Umpamanya Partai NasDem yang menganjurkan Gerindra tetap menjadi oposisi. [6]

Kalau Demokrat dan Gerindra tetap diakomodir masuk kabinet, tentu itu sangat baik. Artinya keinginan partai politik yang mau mendukung pemerintah tercapai. Namun bagaimana jika salah satunya terpaksa diabaikan keinginannya, partai manakah kira-kira?

Menurut penulis, jika ada partai yang mesti diabaikan, maka berarti itu adalah Partai Demokrat. Mengapa? Berikut beberapa faktor yang kemungkinan hasil pertimbangan Jokowi:

Pertama, dibanding Demokrat, partai politik yang sebaiknya (harus) "diambil hatinya" yakni Gerindra. Sebagai partai utama pengusung pasangan Prabowo-Sandiaga yang pernah bertarung melawan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Gerindra wajib "dijinakkan", caranya dengan memasukkan mereka bergabung ke dalam kabinet pemerintahan.

Jika Gerindra dibiarkan berada di luar dan bergerak meneruskan manuver politiknya secara bebas, maka tentu hal itu sudah dipertimbangkan Jokowi, akan sedikit "mengganggu" jalannya roda pemerintahan.

Maka tidak heran ketika akhirnya muncul sekian nama yang diisukan akan masuk kabinet Jokowi sebagai menteri, antara lain ada nama Fadli Zon, Sandiaga (mungkin sudah jadi kader Gerindra lagi), dan Edhy Prabowo. [7]

"Mengganggu" di sini bukan berarti merongrong atau mengacaukan. Artinya bakal tetap ada pihak yang bersuara keras mengevaluasi kebijakan pemerintah. Sementara Demokrat bisa disebut cukup netral, terlihat dari sikap mereka sejak Pilpres 2019 lalu.

Kedua, hubungan antara Jokowi dan Prabowo kelihatannya makin lama makin hangat dan mesra, seakan tidak pernah terjadi perseteruan sebelumnya (Pilpres 2019). Sila baca kembali pengakuan mereka di atas. [8]

Di sinilah muncul penilaian bahwa memang Jokowi sedang mengambil hati Prabowo (dan Gerindra), yang sudah pasti akan direalisasikan dengan cara menyediakan beberapa kursi menteri.

Ketiga, bukan hanya soal kemesraan bersama Jokowi, hubungan dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri juga patut diperhitungkan. [9]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun