Seperti apa hasil pertemuan antara SBY dan Jokowi? Hasilnya yaitu hanya membahas persoalan yang tengah dialami bangsa. Sedangkan urusan terkait adanya peluang Demokrat bergabung masuk kabinet belum ada tanda-tanda positif. Maksudnya kemungkinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jadi salah seorang menteri.
"Ini saya dengan Pak SBY sudah janjian lama tapi belum pas waktunya dan hari ini Alhamdulillah pas waktunya dan ketemu. Kita bicara itu (peluang Demokrat masuk kabinet), tapi belum sampai sebuah keputusan. Enggak sampai ke sana, belum sampai ke sana," kata Jokowi. [4]
Lalu bagaimana dengan hasil pertemuan Jokowi dan Prabowo, apakah sama dengan Jokowi dan SBY? Ada yang sama dan ada pula yang tampak lebih menarik.
Kesamaan hasilnya misalnya tetap membahas kondisi bangsa, ekonomi global, politik dan keamanan. Sedangkan yang sedikit berbeda adalah Prabowo memperjelas dukungannya pada rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. Apakah hanya itu?
Masih ada hal lain, yang tadi disebutkan lebih menarik, yaitu kemungkinan Gerindra masuk kabinet pemerintahan Jokowi ikut dibahas. Kalau begitu, nama-nama anggota kabinet belum sepenuhnya rampung.
"Ini belum final, tapi kami sudah bicara banyak mengenai kemungkinan Partai Gerindra koalisi kita," jelas Jokowi.
Prabowo sebagai pimpinan Gerindra juga mengaku siap mendukung jalannya pemerintahan di bawah kendali Jokowi dan Ma'ruf Amin. Mantan calon presiden di Pilpres 2019 lalu itu juga mengatakan bahwa dirinya dan Jokowi tetap dalam hubungan "mesra".
"Kami bertarung politik. Tapi begitu selesai, kepentingan nasional yang utama. Kalau umpamanya kita tidak masuk kabinet, kami tetap akan loyal. Di luar sebagai check and balances. Sebagai penyeimbang. Kan kita di Indonesia tidak ada oposisi," kata Prabowo.
Hubungan "mesra" dan membahas peluang berkoalisi secara lebih tegas, itulah gambaran pembeda antara hasil pertemuan Jokowi-Prabowo dan Jokowi-SBY. Mungkinkah Gerindra lebih berpeluang masuk kabinet ketimbang Demokrat?