Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pengganti Imam Nahrawi Sebaiknya Pelaksana Tugas, Ini Alasannya

19 September 2019   15:02 Diperbarui: 19 September 2019   15:18 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menpora Imam Nahrawi (kanan) meninggalkan ruangan untuk menunggu giliran bersaksi dalam sidang kasus dugaan suap dana hibah KONI dengan terdakwa Sekjen KONI Ending Fuad Hamidy di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (29/4/2019). Ending Fuad Hamidy didakwa menyuap Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Mulyana, pejabat pembuat komitmen (PPK) pada Kemenpora Adhi Purnomo dan staf Kemenpora Eko Triyanto | KOMPAS.com

Apakah Jokowi mau meladeni tawar-menawar seperti itu? Dilema memang, di satu sisi jatah jabatan warisan Imam merupakan hak PKB, tetapi di sisi lain Jokowi belum tentu akan meneruskan jatah itu untuk lima tahun ke depan. Bisa saja calon Menpora periode 2019-2024 sudah dikantongi Jokowi, yang mungkin bukan kader PKB lagi.

Ketiga, seandainya Jokowi mencari pengganti Imam dari parpol lain, sama dengan PKB, pasti akan ada diskusi dan tawar-menawar. Atau katakanlah dari kalangan profesional (yang dinilai lebih aman), namun bagaimana dengan proses adaptasi, bukankah butuh waktu?

Orang yang dipilih dari kalangan profesional pun akan mempertimbangkan hal yang sama dengan apa yang dipikirkan PKB atau parpol lain: diskusi dan tawar-menawar. Sementara pemimpin di Kemenpora urgent diadakan.

Lalu bagaimana solusi terbaik yang mesti diambil Jokowi? Solusinya adalah menunjuk pejabat tinggi di Kemenpora atau bisa juga salah seorang menteri di kementerian lain untuk mengambil alih tugas dan tanggung jawab warisan Imam. Jadi tidak perlu ada pelantikan menteri baru.

Selanjutnya bagaimana dengan PKB, apakah bersedia jatah mereka berakhir sebelum waktunya? Di sini hanya butuh pendekatan politik saja. Jokowi bisa mengajak Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) 'ngopi bareng'. 

Sekian. Terima kasih.

***

[1] [2] [3]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun