Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pemindahan Ibu Kota Bagian dari Upaya "Memerdekakan" Papua

5 September 2019   20:17 Diperbarui: 5 September 2019   20:23 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi meninjau pembangunan jalan Trans Papua | bisnis.com

Bahwa Papua dan wilayah sekitarnya belum terbebas dari banyak persoalan, itu adalah fakta. Tetapi solusi tepat adalah membicarakan bersama langkah apa yang baik untuk itu.

Maka tidak salah ketika saya mengatakan misi pemindahan ibu kota ke Kaltim tujuannya untuk "memerdekakan" Papua. Dengan kantor pusat pemerintahan berada dekat di sana, sudah barang tentu Papua akan lebih diperhatikan.

Jangan ada yang menutup mata terhadap fakta bahwa selama beberapa tahun terakhir pemerintah memberi perhatian yang cukup kepada wilayah dan warga Papua.

Belakangan pembangunan (infrastruktur) di Papua gencar dilakukan, dana otonomi digelontorkan dalam jumlah banyak, pemberian 10 persen saham PT Freeport Indonesia untuk dikelola sendiri, kemudahan bagi pemuda-pemudi lokal untuk berkarya sebagai aparat sipil negara (ASN), dan seringnya Presiden Jokowi berkunjung ke sana.

Presiden Jokowi di Agats, Asmat, Papua | radarkontra.com
Presiden Jokowi di Agats, Asmat, Papua | radarkontra.com
Adakah presiden sebelumnya yang bertindak sama seperti yang dilakukan Presiden Jokowi ke Papua? Saya rasa belum pernah ada. Bukan memuji, baru di zaman Presiden Jokowi, Papua betul-betul diperhatikan. Dan hal itu sepanjang ibu kota negara masih berlokasi di Jakarta.

Saya sangat menyayangkan manuver individu atau kelompok tertentu yang tampaknya menyudutkan pemerintahan Presiden Jokowi. Padahal apa yang diperbuat Jokowi sungguh mulia. Bagi beliau, warga Papua adalah 'anak emas'.

Mengapa hanya gara-gara konflik mahasiswa asal Papua dengan warga Surabaya akhirnya Presiden Jokowi yang disalahkan? Selanjutnya menghembuskan referendum? Mengapa ada yang tega berbuat brutal tak karuan? Jelas itu salah!

Saya berdoa semoga saja pemindahan ibu kota negara segera terwujud. Kalau ditanya apakah saya sepakat, jawabannya iya dan tidak. Saya sekarang tinggal di Jakarta, dan bila mau mengurus sesuatu lebih cepat, apalagi hubungannya dengan pemerintah pusat. 

Saya tidak ingin Presiden Jokowi dan jajarannya harus berkantor jauh dari tempat tinggal saya. Saya juga sebenarnya iri, daerah saya di wilayah paling Barat Indonesia bakal semakin jauh dengan ibu kota negara di banding wilayah Tengah dan Timur Indonesia.

Presiden Jokowi bersama Iriana Joko Widodo di Agats naik sepeda motor sambil hujan-hujanan | detik.com
Presiden Jokowi bersama Iriana Joko Widodo di Agats naik sepeda motor sambil hujan-hujanan | detik.com
Tapi wajib diketahui, ketidakinginan dan rasa iri saya itu lebih kepada keegoisan pribadi semata. Saya hanya mau mempertahankan kenyamanan diri sendiri.

Sama seperti mereka yang tinggal di wilayah Timur Indonesia, saya harus merasakan betapa susah dan nikmatnya berkunjung ke ibu kota (yang baru nantinya). Mereka berhak merasakan apa yang pernah saya alami. Ini untuk urusan kepentingan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun