Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Uskup Agung Jakarta Dipilih Jadi Kardinal, Calon Paus Berikutnya

1 September 2019   22:39 Diperbarui: 1 September 2019   22:41 8040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mgr. Ignatius Suharyo (kiri) dan Paus Fransiskus (kanan) di Vatikan, Roma | Gambar: hidupkatolik.com

Rakyat Indonesia terutama umat Katolik patut berbangga karena salah seorang putera bangsa terpilih sebagai kardinal pada hari ini, Minggu, 1 September 2019. Dalam Gereja Katolik, jabatan Kardinal sering diistilahkan "Pangeran Gereja".

Uskup Keuskupan Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo (Mgr. singkatan dari Monsinyur yang dalam bahasa Italia disebut Monsignor) dipilih bersama 12 uskup lain di seluruh dunia oleh Paus Fransiskus di Vatikan, Roma tepat pada pukul 12.oo siang waktu setempat atau ketika pendarasan Doa Malaikat Tuhan (Angelus).

Nama-nama kardinal baru (termasuk Ignatius Suharyo) tersebut antara lain:

  1. Mgr. Miguel Angel Ayuso Guixot (Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama)
  2. Mgr. Jose Tolentino Medonca (Pengarsip dan Pustakawan Suci Gereja Roma)
  3. Mgr. Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo (Uskup Agung Jakarta)
  4. Mgr. Juan de la Caridad Garcia Rodriguez (Uskup Agung San Cristobal de la Habana)
  5. Mgr. Fridolin Abongo Besungu (Uskup Agung Kinshasa)
  6. Mgr. Jean-Claude Hollerich (Uskup Agung Luksemburg)
  7. Mgr. Alvaro L. Ramazzini Imeri (Uskup Huehuetenamgo)
  8. Mgr. Matteo Zuppi (Uskup Agong Bologna)
  9. Mgr. Christobal Lopez Romero (Uskup Agung Rabat)
  10. Pastor Michael Czerny (Wakil Sekretaris Bagian Migran-Departemen Layanan Pengembangan Manusia Integral)
  11. Mgr. Michael Louis Fitzgerald (Uskup Agung Emeritus Nepte)
  12. Mgr. Sigitas Tamkevicius (Uskup Agung Emeritus Kaunas)
  13. Mgr. Eugenio Dal Corso (Uskup Emeritus Benguela).

Mgr. Suharyo artinya bakal menjadi kardinal ketiga yang dimiliki Indonesia. Dua kardinal sebelumnya yakni Justinus Darmojuwono dan Julius Darmaatmadja. Kardinal Justinus dilantik pada 1967, sedangkan Kardinal Julius dilantik pada 1994. Mgr. Suharyo sendiri bakal dilantik pada 5 Oktober 2019 di Vatikan.

Perlu diketahui bahwa penunjukkan seorang uskup menjadi kardinal bukanlah perkara mudah karena tugas berat akan segera dipikulnya. Penunjukkan melewati berbagai pertimbangan dan penilaian oleh paus.

Uskup yang ditunjuk harus punya kemampuan lebih dalam memimpin Gereja, baik dalam lingkup keuskupan maupun negara. Selain itu usianya juga harus di bawah 80 tahun.

"Sebab, Kardinal dipilih untuk melayani umat negara itu. Selain itu, penunjukan beliau juga menunjukkan pentingnya Indonesia di mata Vatikan. Terutama dalam konteks keberagaman dan toleransi," papar Romo Adi Prasojo, Pr (Sekretaris Pribadi Mgr. Ignatius Suharyo).

Sekadar informasi, dalam Gereja Katolik dikenal ada yang namanya pejabat hierarki, meliputi paus, uskup, imam, dan diakon. Sementara jabatan kardinal tidak karena masuk dalam kategori uskup. 

Dengan kata lain kardinal adalah uskup 'spesial' karena selain mengemban tugas di keuskupan dan di negaranya, dia juga diberi tugas khusus oleh paus. Dalam Gereja Katolik, yang berhak ditunjuk jadi kardinal yakni uskup.

Mengapa umat Katolik patut berbangga atas terpilihnya Mgr. Ignatius Suharyo sebagai kardinal? Di samping mendapat tugas khusus dari paus, (Kardinal) Ignatius Suharyo akan memiliki hak untuk memilih dan dipilih menjadi paus di periode berikutnya.

Pemilihan paus dilakukan jika pejabatnya meninggal dunia atau mengundurkan diri karena alasan tertentu misalnya faktor kesehatan dan usia. Bila paus meninggal dunia atau mengundurkan diri, maka semua kardinal di seluruh dunia berkumpul di Vatikan mengadakan 'conclave' di Kapel Sistine.

Masing-masing kardinal diberi hak untuk mengajukan diri atau memilih rekan mereka menjadi paus baru. Apabila paus baru terpilih maka secara otomatis memiliki wewenang penuh 'menggembalakan' umat Katolik sedunia.

Siapakah Mgr. Ignatius Suharyo?

Ignatius Suharyo lahir pada 9 Juli 1950 (usia 69 tahun) di Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia lahir dari pasangan Florentinus Amir Hardjodisastra dan Theodora Murni Hardjodisastra. Dia merupakan anak ketujuh dari sepuluh bersaudara.

Selain dirinya yang memilih jadi 'pelayan Tuhan dan umat', tiga saudara-saudarinya yang lain juga demikian. Satu orang saudaranya menjadi pastor bernama Suitbertus Ari Sunardi, OCSO sedangkan dua saudarinya yang lain menjadi biarawati, yakni Suster Christina Sri Murni, FMM dan Suster Maria Magdalena Marganingsih, PMY. 

Semasa kecil Ignatius Suharyo sempat bercita-cita menjadi polisi, namun ketika masuk SMP akhirnya berubah, memilih jadi calon pastor. Setelah lulus SMP, dia memutuskan menjalani pendidikan di Seminari Menengah Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah dan lulus pada 1968.

Usai lulus Seminari Menengah, Ignatius Suharyo melanjutkan pendidikan di IKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dan pada 1971 mendapatkan gelar Sarjana Muda bidang Filsafat-Teologi. Lima tahun kemudian, atau tepatnya pada 1976 lulus lagi di kampus yang sama dengan gelar Sarjana Filsafat-Teologi.

Pada 26 Januari 1976 Ignatius Suharyo ditahbiskan sebagai imam (pastor) oleh Kardinal Justinus Darmojuwono dan langsung diberangkatkan menyelesaikan pendidikan Doktoral Teologi Biblis di Universitas Urbaniana, Roma, Italia dan lulus pada 1981.

Profil ringkas Ignatius Suharyo sebagai berikut:

  • Pengajar di Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik Pradnyawidya, Yogyakarta (1981-1991)
  • Ketua Jurusan Filsafat dan Sosiologi di IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta (1983-1993)
  • Dosen Pengantar dan Ilmu Tafsir Perjanjian Baru di Fakultas Teologi Wedabhakti, Yogyakarta (1989)
  • Dekan Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (1993-1997)
  • Pengajar di Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta dan Universitas Katolik Parahyangan, Bandung (1994--1996)
  • Direktur Program Pascasarjana Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (1996-1997)
  • Ketua Konsorsium Yayasan Driyarkara (1997)
  • Uskup Keuskupan Agung Semarang (1997-2009)
  • Uskup Ko-konsekrator dalam penahbisan Uskup Purwokerto, Mgr. Julianus Sunarka (2000)
  • Guru Besar (profesor) bidang teologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (2004-sekarang)
  • Uskup Militer Indonesia (2006-sekarang)
  • Uskup Ko-konsekrator dalam penahbisan Uskup Surabaya, Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono (2007)
  • Uskup Ko-konsekrator dalam penahbisan Uskup Bandung, Mgr. Johannes Pujasumarta (2008)
  • Uskup Koajutor Keuskupan Agung Jakarta (2009-2010)
  • Uskup Keuskupan Agung Jakarta (2010-sekarang)
  • Administrator Apostolik Keuskupan Bandung (2010-2014)
  • Uskup Ko-konsekrator dalam penahbisan Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur (2014)
  • Uskup Penahbis Utama dalam penahbisan Uskup Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin (2014)
  • Uskup Penahbis Utama dalam penahbisan Uskup Malang, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan (2016)
  • Uskup Penahbis Utama dalam penahbisan Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko (2017)
  • Ketua KWI (2012-sekarang)

Selamat kepada Mgr. Ignatius Suharyo atas jabatan barunya sebagai kardinal. Melihat usianya yang masih 69 tahun, beliau memenuhi syarat jadi calon paus bila kelak Paus Fransiskus mengakhiri jabatan di "Tahta Suci". Semoga Tuhan semakin dimuliakan di muka bumi. Amin.

***

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun