Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Saling Menghargai dan Memaafkan, Kita Semua Bersaudara!

20 Agustus 2019   20:08 Diperbarui: 20 Agustus 2019   20:20 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sependapat dengan Presiden Jokowi bahwa warga Papua dan Papua Barat wajar marah besar, namun yang paling penting tidak lupa mengendalikan emosi. Jangan sampai bertindak anarkis yang menyebabkan terjadinya kerusakan dan menelan korban jiwa.

Saya fokus pada dugaan ucapan penghinaan ras, meskipun saya bukan warga Indonesia yang lahir di Tanah Papua, saya sesungguhnya ikut marah. Saya menyesalkan mengapa ada orang yang tega melontarkan diksi yang tidak sepantasnya diucapkan.

Sebesar apa pun kesalahan mahasiswa Papua, tidak sepatutnya menghina mereka dengan kata-kata kasar, apalagi 'berbau' binatang. Mereka manusia yang punya perasaan dan ingin tetap dihargai.

Warga Papua adalah warga Indonesia. Kita punya hak dan kewajiban yang sama di negeri tercinta ini. Kita harus bisa sama-sama saling menghargai satu dengan yang lain. Tidak boleh ada penghinaan fisik, semisal raut muka dan bentuk badan.

Saya berharap orang-orang yang terlibat menyinggung perasaan warga Papua segera meminta maaf. Tidak baik berlindung di balik keramaian (pada waktu) dan membela diri karena merasa tidak bersalah. Saya yakin warga Papua akan dengan tulus mengabulkan permintaan maaf itu dan memaklumi kekhilafan.

Para penegak hukum juga mesti melakukan penyelidikan lebih lanjut, terbuka dan adil atas kasus yang sudah sempat terjadi. Jika ada yang melanggar hukum wajib ditindak agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang.

Kita semua bersaudara, nasib dan perjuangan kita sama yaitu mewujudkan Indonesia yang maju, adil dan beradab. Percuma kita mengaku satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air (sesuai Sumpah Pemuda) bila kita masih mengusik perbedaan suku, ras, agama, budaya dan sebagainya.

Maukah kita saling menghargai dan memaafkan sebagai saudara di negara tercinta ini? Semoga. Amin.

***

[1] [2] [3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun