Mengapa Partai Demokrat tampaknya ragu bergerak dibanding partai politik lain koalisi Prabowo-Sandiaga? Apakah mereka kurang yakin bakal diterima oleh Jokowi dan partai politik anggota koalisinya?
Mengenai itu tentu hanya Partai Demokrat yang paling tahu. Mereka pasti punya pertimbangan-pertimbangan khusus. Misalnya apa manfaat buat mereka jika akhirnya memutuskan bergabung, dan sebaliknya juga kalau tidak jadi bergabung.
Akan tetapi barangkali salah satu penyebab mengapa Partai Demokrat terlihat diam selama ini karena belum lama keluarga besar Susilo Bambang Yudhoyono (termasuk Partai Demokrat) dirundung duka akibat wafatnya Ibu Ani Yudhoyono.
Makanya kemudian, mewakili partainya, Syarief Hasan baru bersuara, dan itu pun tidak dilakukan secara langsung, misalnya lewat pertemuan dengan Jokowi dan partai anggota koalisinya.Â
Apakah betul keinginan Partai Demokrat seperti yang diungkap Syarief Hasan? Kapan pertemuan tersebut dilakukan? Sekali lagi, hanya mereka yang tahu dan kapan menentukan waktu yang tepat.
Mendengar keinginan Partai Demokrat yang disampaikan Syarief Hasan, politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) Andreas Hugo Pareira mengaku sudah sangat terlambat. Menurut dia seharusnya sudah dilakukan jauh-jauh hari.
"Seharusnya ini sudah dilakukan sebelum pilpres. Sudah sangat terlambat apabila baru sekarang diekspresikan," kata Andreas, Senin, 12 Agustus 2019.
Andreas mengatakan memang di antara partai-partai politik koalisi Prabowo-Sandiaga, partai politik yang cukup dekat dengan Jokowi-Ma'ruf Amin adalah Partai Demokrat. Namun dia menyayangkan 'ekspresi lambat' Partai Demokrat.
Andreas juga menduga keinginan Partai Demokrat bergabung ke kubu Jokowi karena berharap dapat diakomodir di kabinet pemerintahan.
"Pernyataan ini juga bisa diartikan bahwa PD ingin mendukung pemerintahan Jokowi-Maruf, tentu dengan harapan ada power sharing dalam kabinet nanti," lanjut Andreas.