"Urusan anaknya" yang ditujukan Marco kepada Risma sila baca di sini. Ringkasnya tentang kasus amblesnya Jalan Raya Gubeng, Surabaya yang diduga melibatkan Fuad Bernardi, anak Risma.
Mengapa Marco harus membawa nama anak Risma ke dalam urusan pengelolaan sampah ibu kota? Sadarkah dia bahwa tidak ada hubungannya sama sekali? Sadar pulakah dia hal itu sangat tidak etis dilakukan?
Seperti apa kelanjutan masalah baru ini, mari kita lihat ke depan. Yang pasti pihak Pemkot Surabaya merasa tersinggung dan berencana akan membawanya ke ranah hukum.
"Kami sangat menyesalkan. Kami juga saat ini mengkaji. Kalau ada dari sisi hukum (UU ITE), kita akan koordinasikan ke Bagian Hukum Pemkot. Cuitan itu lagi kita pelajari, kita dalami, kita diskusikan dengan teman-teman bagian hukum apakah ini ada unsur-unsur (hukum) tidak. Kita tidak tahu juga awalnya gimana. Tapi kemudian ada cuitan-cuitan itu seperti itu ke Ibu (Risma)," kata M. Fikser, Kabag Humas Pemkot Surabaya.
Semoga Marco menyadari kekhilafannya dan segera meminta maaf, supaya masalah tidak berkepanjangan. Mudah-mudahan juga Risma, Fuad Bernardi dan Pemkot Surabaya mau memakluminya.
Lalu siapakah sebenarnya Marco Kusumawijaya?
Marco saat ini diketahui merupakan anggota TGUPP Provinsi DKI Jakarta. Pria yang lahir di Pangkalpinang berusia 58 tahun ini (14 Juli 1961) juga adalah lulusan sarjana arsitektur Universitas Katolik Parahyangan, Bandung (1980-1986) dan lulusan Master of Architectural Engineering/ MAE K. U. Leuven, Belgia (1988-1990).
Selain itu, Marco juga pernah menjadi dosen, peneliti dan Ketua Jurusan Arsitektur di Universitas Widya Mandira-Kupang (1986-1988); direktur pengembangan di beberapa perusahaan (1995-1998); konsultan di British Council dan beberapa organisasi lainnya (1998-2004); Koordinator Tim Teknis Rekonstruksi pasca tsunami di Aceh (2005-2006); Ketua Dewan Kesenian Jakarta (2006-2010); dan Direktur Ekesekutif Rujak Center for Urban Studies (2000-2016).
Profil lengkap Marco dapat dibaca di sini [1] dan [2]. Membaca profilnya, Marco bukanlah orang sembarangan. Dia sangat berpendidikan dan punya banyak pengalaman. Artinya menjaga lisan dan tulisan mestinya tidak menjadi sesuatu yang sulit baginya.
Sekali lagi, semoga Marco dan kita semua mampu bertindak arif dan bijaksana di mana pun, termasuk ketika berinteraksi di media sosial.