Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Singgung Keluarga Risma Gara-gara Sampah, Siapakah Marco Kusumawijaya?

3 Agustus 2019   21:23 Diperbarui: 7 Agustus 2019   02:53 2608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marco Kusumawijaya | kumparan.com/ Fahrian Saleh

Tidak ada yang menyangka bahwa keinginan anggota DPRD DKI Jakarta, Bestari Barus 'memboyong' Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) ke Jakarta untuk mengatasi persoalan sampah di ibu kota bakal memunculkan masalah baru.

Seperti yang sudah diketahui publik, pada 29 Juli lalu, beberapa anggota DPRD DKI Jakarta melakukan kunjungan studi banding di Surabaya dalam rangka mempelajari cara mengelola sampah dengan konsep intermediate treatment facility (ITF).

Dan saat itu, Bestari berseloroh ingin mengajak Risma menyelesaikan berbagai persoalan di ibu kota, salah satunya terkait pengelolaan sampah. 

"Apakah Ibu Risma mau kita boyong ke Jakarta dalam waktu dekat? Masalah sampah ini bisa terselesaikan kalau di pilkada yang akan datang Bu Risma pindah ke Jakarta," kata Bestari.

Ketika mendengar kabar seloroh Bestari, Anies Baswedan mengatakan hal itu sebuah serangan kepadanya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dia pun meminta Bestari tidak lupa menyerang (mengkritik) gubernur-gubernur sebelumnya. Selengkapnya baca di sini.

Saya dan mungkin publik mengira masalah antara Bestari dan Anies selesai, namun ternyata tidak. Ada kelanjutannya, masalah baru.

Masalah baru yang dimaksud adalah salah seorang pengamat perkotaan yang juga anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Bidang Pengelolaan Pesisir Provinsi DKI Jakarta, Marco Kusumawijaya turut memberi tanggapan lewat 'cuitan' di akun Twitter pribadinya.

'Cuitan' tersebut dibuat pada 31 Juli 2019, menanggapi 'cuitan' seorang netizen dengan nama akun Twitter @Nur_A90 (dibuat pada 30 Juli 2019). Sila baca kedua 'cuitan' itu di bawah ini.

Screenshot 'cuitan' Marco Kusumawijaya | Gambar: suara.com
Screenshot 'cuitan' Marco Kusumawijaya | Gambar: suara.com
Membaca 'cuitan' tanggapan Marco, sontak banyak netizen mengajukan protes dan kritik, salah satunya datang dari akun Twitter @moan1974, yang isinya sebagai berikut:

"Anda tidak suka dgn Bu Risma? Kl tidak suka tdk perlu nyerang dgn membawa Anaknya. Urus udara Jakarta sama Sampah Jakarta kl mmg anda pinter jgn minteri orang... Semoga Paham sampe disini".

Apakah Marco menyinggung keluarga Risma? Jelas, sangat-sangat menyinggung. Seharusnya Marco bisa menuliskan 'cuitan' bijak tanpa harus menyerang keluarga Risma. Mereka tidak punya urusan dengan persoalan Jakarta.

"Urusan anaknya" yang ditujukan Marco kepada Risma sila baca di sini. Ringkasnya tentang kasus amblesnya Jalan Raya Gubeng, Surabaya yang diduga melibatkan Fuad Bernardi, anak Risma.

Mengapa Marco harus membawa nama anak Risma ke dalam urusan pengelolaan sampah ibu kota? Sadarkah dia bahwa tidak ada hubungannya sama sekali? Sadar pulakah dia hal itu sangat tidak etis dilakukan?

Seperti apa kelanjutan masalah baru ini, mari kita lihat ke depan. Yang pasti pihak Pemkot Surabaya merasa tersinggung dan berencana akan membawanya ke ranah hukum.

"Kami sangat menyesalkan. Kami juga saat ini mengkaji. Kalau ada dari sisi hukum (UU ITE), kita akan koordinasikan ke Bagian Hukum Pemkot. Cuitan itu lagi kita pelajari, kita dalami, kita diskusikan dengan teman-teman bagian hukum apakah ini ada unsur-unsur (hukum) tidak. Kita tidak tahu juga awalnya gimana. Tapi kemudian ada cuitan-cuitan itu seperti itu ke Ibu (Risma)," kata M. Fikser, Kabag Humas Pemkot Surabaya.

Semoga Marco menyadari kekhilafannya dan segera meminta maaf, supaya masalah tidak berkepanjangan. Mudah-mudahan juga Risma, Fuad Bernardi dan Pemkot Surabaya mau memakluminya.

Lalu siapakah sebenarnya Marco Kusumawijaya?

Marco saat ini diketahui merupakan anggota TGUPP Provinsi DKI Jakarta. Pria yang lahir di Pangkalpinang berusia 58 tahun ini (14 Juli 1961) juga adalah lulusan sarjana arsitektur Universitas Katolik Parahyangan, Bandung (1980-1986) dan lulusan Master of Architectural Engineering/ MAE K. U. Leuven, Belgia (1988-1990).

Selain itu, Marco juga pernah menjadi dosen, peneliti dan Ketua Jurusan Arsitektur di Universitas Widya Mandira-Kupang (1986-1988); direktur pengembangan di beberapa perusahaan (1995-1998); konsultan di British Council dan beberapa organisasi lainnya (1998-2004); Koordinator Tim Teknis Rekonstruksi pasca tsunami di Aceh (2005-2006); Ketua Dewan Kesenian Jakarta (2006-2010); dan Direktur Ekesekutif Rujak Center for Urban Studies (2000-2016).

Profil lengkap Marco dapat dibaca di sini [1] dan [2]. Membaca profilnya, Marco bukanlah orang sembarangan. Dia sangat berpendidikan dan punya banyak pengalaman. Artinya menjaga lisan dan tulisan mestinya tidak menjadi sesuatu yang sulit baginya.

Sekali lagi, semoga Marco dan kita semua mampu bertindak arif dan bijaksana di mana pun, termasuk ketika berinteraksi di media sosial.

Salam bijak!
***
[1] [2] [3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun