Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Lahan di Kalteng Sengaja Dibakar untuk Persiapan Ibu Kota Baru?

31 Juli 2019   01:46 Diperbarui: 31 Juli 2019   06:33 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sejumlah masyarakat yang memiliki lahan di provinsi ini sengaja membersihkan lahannya dengan cara dibakar. Jadi, kebakaran di sejumlah lahan di Kalteng itu ada unsur kesengajaan," kata Fahrizal di Palangkaraya (30/7/2019).

Cerdik juga ya masyarakat di sana? Mereka tidak mau ketinggalan "kereta" dan kehilangan momentum. Hitung-hitung kalau ibu kota jadi pindah ke Kalimantan Tengah, harga tanah di sana pasti akan melambung tinggi, dan itu sangat menguntungkan para pemilik lahan.

Apa pun alasan masyarakat membakar lahan, jelas itu tindakan salah, berbahaya, dan bahkan bisa saja berakibat gagalnya Kalimantan Tengah dipilih jadi lokasi ibu kota baru. Mengapa?

Pertama, cara mereka menguasai lahan dapat dikatakan ilegal karena barangkali masuk kawasan hutan yang dilindungi dan dimiliki oleh negara. 

Kedua, tindakan membakar lahan jelas merusak lingkungan dan ekosistem. Selain itu akan berakibat fatal memperluas lahan terbakar jika tidak diawasi dan dilokalisir.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Tengah, luas area yang mengalami kebakaran hutan di wilayah provinsi tersebut hingga pertengahan Juli 2019 sudah mencapai 215,61 hektare.

Ketiga, bila pemerintah pusat sedang mengkaji potensi kebencanaan, sedangkan bencana kebakaran tengah terjadi (yang diciptakan masyarakat), bukankah hal itu bisa menggagalkan Kalimantan Tengah sebagai calon ibu kota baru?

Semoga masyarakat sadar dan tidak melanjutkan aktivitas bakar-membakar lahan.

***

[1] [2] [3] [4]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun