Yunarto meminta agar semua pihak mempercayai proses hukum dan tidak mau di sana ada tekanan dan ujaran kebencian.
"Kejadian ini harus dilihat bukan dalam konteks keselamatan orang-orang yang ditarget. Tapi bagaimana demokrasi kita yang telah tercemar. Tercemar ujaran kebencian yang tidak bisa 'membunuh' perbedaan. Tercemar dengan aneka rupa kebohongan yang anti terhadap keberagaman," tambah Yunarto.
Tindak-tanduk Yunarto yang selama ini disaksikan publik ternyata tidak semua diterima banyak orang, meski sejatinya jauh dari tujuan buruk. Sebagai pimpinan lembaga survei, Yunarto berhak dan tetap terikat pada disiplin keilmuan ketika dia menyampaikan sebuah hasil analisis atau berpendapat. Dan rasanya telah dia jalani sepenuhnya.
Yunarto sadar bahwa ada saja pihak tertentu yang alergi terhadap perbedaan, entah itu persoalan identitas, pilihan politik dan sebagainya. Maka dia berharap perbedaan tersebut jangan sampai 'terbunuh'.
Keberagaman adalah sebuah keniscayaan yang mesti diterima dan dijunjung tinggi. Dan hal ini ada di setiap tempat pun peradaban, tidak terkecuali di Indonesia.
Untuk itu Yunarto berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia supaya tetap menghargai perbedaan.
"Ini bukan sekadar untuk disesali, tapi seyogianya menjadi pembelajaran bersama agar tak lagi terulang di waktu-waktu yang akan datang. Karena itu, jangan lelah untuk terus mencintai Indonesia. Memperkuat persatuan dan merawat kebinekaan dalam satu tarikan nafas sebagai manusia Indonesia," lanjut Yunarto.
Apakah kita bersedia mencintai Indonesia terus-menerus tanpa kenal lelah? Bagaimana caranya? Ya perkuat persatuan dan rawat kebhinnekaan di antara kita.
Semoga bangsa Indonesia jaya dan abadi selamanya. Amin!
***
Referensi: kompas.com