Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pangeran William Bakal Gantikan Ratu Elizabeth II?

6 Juni 2019   07:00 Diperbarui: 6 Juni 2019   13:53 3477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tersiar kabar bahwa Ratu Inggris, yaitu Elizabeth II akan segera pensiun atau menanggalkan singgasana kerajaan. Artinya, masa kepemimpinannya yang sudah berlangsung selama 66 tahun (2 Juni 1953-sekarang) akan berakhir, dan kemudian diteruskan oleh keturunannya (anak atau cucunya).

Ratu Elizabeth II telah berusia 93 tahun (lahir pada 21 April 1926). Dari hasil pernikahannya dengan Pangeran Philip, Ratu Elizabeth II dikaruniai 4 orang anak yakni Pangeran Charles, Putri Anne, Pangeran Andrew, dan Pangeran Edward. 

Karena aturan Kerajaan Inggris mensyaratkan pewaris prioritas adalah anak pertama, maka penerus kepemimpinan Elizabeth II mestinya jatuh ke tangan Pangeran Charles.

Pangeran Charles merupakan suami dari mendiang Putri Diana, serta ayah dari Pangeran William dan Pangeran Harry.

Pertanyaannya, benarkah Pangeran Charles otomatis langsung menjadi Raja Inggris karena statusnya sebagai anak pertama?

Kemungkinannya kecil, meskipun tradisi kerajaan menyatakan demikian, akan tetapi sepertinya Ratu Elizabeth II punya rencana lain terkait suksesi kepemimpinan baru di Britania Raya.

Bukan tanpa alasan mengapa "kue jabatan" enggan diberikan kepada Pangeran Charles. Di mata Ratu Elizabeth II, nama Pangeran Charles sudah terlanjur cacat. 

Bukan karena kegagalannya menjaga kelanggengan hubungan rumah tangga bersama mendiang isterinya Putri Diana, namun karena Pangeran Charles dianggap melanggar salah satu aturan khusus kerajaan (syarat mewarisi tahta), yaitu menikahi seorang janda yang masih bersuami. Diketahui isteri kedua Pangeran Charles tersebut bernama Camilla Parker Bowles.

Menjadi ratu atau raja di Inggris bukan cuma sebagai kepala negara, melainkan juga pemimpin tertinggi agama atau Gereja. Sedangkan Gereja di Inggris melarang anggotanya menikahi janda yang mantan suaminya masih hidup. 

Aturan Gereja itu berlaku kepada siapapun, tak terkecuali bagi keluarga kerajaan. Maka dari itu, jika Pangeran Charles dinobatkan jadi raja, jelas sangat bertentangan dengan aturan kerajaan dan Gereja.

Alasan berikutnya yaitu Ratu Elizabeth II tidak mungkin membiarkan terjadi kembali sejarah kelam yang pernah ditorehkan oleh Raja Edward VIII. Raja Edward VIII terpaksa turun tahta (dan diserahkan kepada George VI, ayah Ratu Elizabeth II) lantaran menikahi seorang janda asal Amerika Serikat bernama Wallis Simpson.

Sekali lagi, bila Ratu Elizabeth II lebih mementingkan kewibawaan kerajaan dibanding pertimbangan tradisi semata, tahta tidak akan diwariskan kepada Pangeran Charles. Atau dengan kata lain, akan langsung dipilih raja baru tanpa ada kesempatan bagi Pangeran Charles menjadi raja.

Kalau bukan Pangeran Charles, lalu kepada siapa akan diberi tahta itu?

Patut diingat, penentuan pewaris tahta di Kerajaan Inggris sudah ada mekanismenya. Untuk urutan pertama (setelah Ratu Elizabeth II) yakni Pangeran Charles. Kemudian urutan berikutnya adalah anak-anak dari Pangeran Charles sendiri, yaitu Pangeran William dan Pangeran Harry. Lebih jelasnya, sila simak infografis berikut:

Gambar: mediaindonesia.com
Gambar: mediaindonesia.com

Ya, Pangeran William sangat mungkin menjadi raja, penerus Ratu Elizabeth II. Di samping berada di urutan ke-2, alasan lain mengapa harus Pangeran William, yaitu:

Pertama, Pangeran William cukup dekat dengan neneknya, Ratu Elizabeth II. Tidak hanya dekat, bermodal posisi di urutan ke-2  serta ketaatannya tidak menikahi janda memang menyenangkan hati Ratu Elizabeth II. Bandingkan langkah Pangeran Harry yang meniru Raja Edward VIII dan Pangeran Charles (ayahnya), dengan menikahi Meghan Markle (seorang janda).

Kedua, Pangeran William sangat populer di masyarakat, terutama di kalangan milenial. Tidak heran kemudian muncul wacana di Inggris bahwa sebaiknya penerus tahta Ratu Elizabeth II dipercayakan kepada Pangeran William. Mayoritas masyarakat Inggris tidak menginginkan Pangeran Charles naik tahta. Warga yang setuju terhadap Pangeran Charles hanya sekitar 46 persen.

Dan berbagai alasan seterusnya yang bisa dianggap logis. 

Apakah perkiraan ini bakal menjadi kenyataan? Kita tunggu saja, masih ada waktu dan keputusan terakhir ada di tangan Ratu Elizabeth II.

***

Referensi: [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun