Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menunggu Mahakarya Gubernur Anies di Ibu Kota

24 Maret 2019   17:04 Diperbarui: 25 Maret 2019   07:53 2780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah dinanti cukup lama, akhirnya proyek Mass Rapid Transit atau Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta selesai dan diresmikan pada hari Minggu (24/3/2019) oleh Presiden Joko Widodo bersama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Satu di antara beberapa proyek kolaborasi antara pemerintah pusat dan Pemprov DKI rupanya berhasil juga direalisasikan.

Warga ibu kota tentu gembira karena punya fasilitas transportasi baru untuk beraktivitas sepanjang hari. Seusai diresmikan, MRT fase 1 yang menghubungkan Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia dan melintasi 13 stasiun ini akan dioperasikan penuh mulai hari Senin (25/03/2019) serta masih bisa dijajal pengguna secara gratis sebelum 1 April 2019. Sebelumnya sudah dioperasikan terbatas dua minggu lalu, dan ternyata berhasil membuat warga antusias. Tercatat pada hari pertama uji coba, ada sekitar 4.000 orang yang berbondong-bondong menjajalnya.

Dengan adanya MRT, kemacetan di ibu kota diimpikan dapat berkurang sebanyak 30 persen, karena berharap warga bisa termotivasi meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih menggunakan transportasi umum. Dan bukan hanya persoalan hilir mudik, kedisiplinan dan kepedulian warga terhadap fasilitas transportasi modern tersebut turut membaik.

"Jaga agar tetap bersih, stasiun dan MRT-nya tidak kotor. Jangan buang sampah sembarangan. Budaya antre dan disiplin waktu," ucap Jokowi di lokasi peresmian.

Rangkaian Kereta MRT (Gambar: merdeka.com)
Rangkaian Kereta MRT (Gambar: merdeka.com)
Tahukah Anda seperti apa perjalanan panjang dari megaproyek yang menelan biaya Rp 25,11 triliun tersebut?

Dari awal pengambilan kebijakan hingga pelaksanaan pengerjaan ternyata sangat berbelit-belit dan rumit, memakan waktu selama 20 tahun, terkatung-katung sepanjang kepemimpinan 5 presiden (BJ Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo), serta diproses dan dikerjakan di bawah kendali 6 gubernur (Sutiyoso, Fauzi Bowo, Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan).

"Sesungguhnya ini adalah perjalanan panjang dari banyak pemimpin dan lebih banyak lagi mereka yang bekerja di balik layar," ungkap Anies tiga bulan lalu (12/12/2018).

Maka tidak mengherankan ketika ikut memberikan sambutan, Anies berterima kasih kepada banyak pihak yang telah bekerja keras, terutama mereka yang sudah lebih dahulu memimpin ibu kota sebelum dirinya.

"Izinkan kami menyampaikan terima kasih kepada para gubernur yang telah ikut mengawal dan mendorong proses MRT ini. Para gubernur pendahulu saya, yaitu Bapak Sutiyoso, Gubernur Fauzi Bowo, Gubernur Joko Widodo, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur Djarot Saiful Hidayat," tutur Anies.

Proyek MRT fase 1 selesai, tinggal menunggu pengerjaan fase 2 yang menghubungkan Bundaran HI-Jakarta Kota, di mana groundbreaking terhadap proyek lanjutan tersebut tepat dimulai juga hari ini. Dana yang akan dihabiskan untuk pengerjaan fase 2 sebesar Rp 22,5 triliun. Dan begitu seterusnya untuk fase berikutnya. Intinya, MRT akan menjadi sarana transportasi massal Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).

MRT Jakarta Fase 1 (Infografis: merdeka.com)
MRT Jakarta Fase 1 (Infografis: merdeka.com)
Melihat proses pengerjaannya yang panjang dan rumit, lalu siapakah yang berhak mengajukan klaim atas keberhasilan proyek MRT ini?

Ya semua mantan gubernur, termasuk Anies yang sekarang sedang menjabat. Proyek MRT bukan pekerjaan singkat dan ringan. Apalagi jika kemudian pengerjaannya diperluas ke wilayah lain yang mengapit dan menyangga ibu kota.

Tiga hari sebelumnya, di hadapan 10.000 pengusaha, calon presiden nomor urut 01 Jokowi sempat mengklaim bahwa keberhasilan MRT merupakan buah kebijakan beliau saat menjadi gubernur bersama pendampingnya, Basuki Tjahaja Purnama.

"Itu pun putusan politiknya, kita putuskan saat saya jadi gubernur saat itu dengan Pak Ahok," kata Jokowi (21/03).

Pernyataan Jokowi di atas menuai banyak pro dan kontra. Pihak pro beralasan bahwa eksekusi pelaksanaan proyek MRT baru mulai berjalan pada masa kepemimpinan Jokowi dan Ahok. Sedangkan pihak kontra beranggapan MRT sesungguhnya sudah diinisiasi jauh sebelumnya, bahkan pada masa Ali Sadikin.

Lalu perlukah persoalan ini diperdebatkan?

Seharusnya tidak. Baik perancang maupun eksekutor sama-sama berhak diberi apresiasi. Bahwa sebaiknya yang patut diberi apresiasi lebih besar adalah eksekutor, itu memang wajar. Karena tidak semua pemimpin mampu menjadi eksekutor yang baik. Kebanyakan pemimpin hanya larut dalam rencana dan angan-angan.

Pemimpin yang baik harus bisa menyusun perencanaan dan selanjutnya pula berani mengambil kebijakan untuk segera mengeksekusi pelaksanaanya. Ini bukan hanya demi mendapat citra baik, tetapi karena memang dibuat sebagai jawaban atas kebutuhan mendesak warga.

Namun apa pun yang saat ini masih menjadi kontrovesi di tengah warga, sebaiknya diakhiri saja. Pro dan kontra sudah tidak penting. MRT sudah diresmikan dan segera dinikmati luas. Para pemimpin yang telah berkontribusi berhak mendapat pujian.

Bagaimana dengan Anies dan calon pendampingnya, apakah akan meninggalkan jejak besar juga untuk dikenang oleh warga?

Jejak mereka mungkin akan tetap terukir di proyek MRT fase berikutnya, itu pun kalau terus dikerjakan. Warga tentunya berharap agar seluruh perencanaan dan pengerjaan terhadap rangkaian proyek tersebut tidak terhenti, harus diselesaikan hingga akhir.

Selain melanjutkan pengerjaan proyek MRT, Anies dan mantan wakil gubernur Sandiaga Uno pernah menjanjikan beberapa proyek lain yang tidak kalah besar, salah satunya adalah pembangunan stadion bertaraf internasional yakni Stadion BMW atau Stadion "The Jakmania" (sebutan Anies).

Anies Baswedan bersama Jakmania merayakan kemenangan Persija pada Piala Presiden 2018 (Gambar: sindonews.com)
Anies Baswedan bersama Jakmania merayakan kemenangan Persija pada Piala Presiden 2018 (Gambar: sindonews.com)
Stadion BMW atau The Jakmania merupakan janji politik Anies dan Sandiaga kepada klub sepak bola Persija serta fans (Jakmania) ketika masih menjadi calon gubernur dan wakil gubernur pada 2017 silam. Janji tersebut ternyata tetap terngiang di telinga Anies setiap kali warga bertanya kepadanya, meskipun saat ini beliau masih berstatus jomblo sepeninggal Sandiaga yang mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden mendamping Prabowo Subianto.

Ada atau tidaknya pendamping beliau dalam waktu dekat, Anies wajib merealisasikan janji besarnya, membangun stadion bertaraf internasional sekelas Old Trafford (Manchester United) di Inggris, minimal groundbreaking terlebih dahulu. Kapan langkah awal pembangunan stadion tersebut akan dilakukan?

Stadion milik Manchester United, Old Trafford (Gambar: viva.co.id)
Stadion milik Manchester United, Old Trafford (Gambar: viva.co.id)
Anies mengatakan bahwa sesegera mungkin dilaksanakan. Namun terkait waktu tepatnya, Anies tidak merincinya lebih lanjut.

"The Jak paling rutin mengingatkan (soal stadion). Insya Allah dalam waktu dekat akan berdiri stadion. Satu per satu yang jadi janji akan dilunasi. Alhamdulillah, ketika groundbreaking saya akan ajak The Jak untuk pembukaan stadion kita," tutur Anies tiga bulan lalu.

Nah, rencana pembangunan stadion sepertinya sudah matang, tinggal eksekusi pelaksanaannya dimulai kapan. Kalau Anies ingin "The Jakmania" diakui sebagai mahakarya beliau, maka proyek pengerjaannya sebaiknya selesai dilaksanakan sebelum akhir masa jabatan, termasuk juga peresmiannya. Dan apabila tidak, maka Anies akan dianggap sebagai pemimpin yang hanya berani berjanji dan berencana, takut melakukan eksekusi.

Semoga Stadion The Jakmania secepatnya dibangun dan diselesaikan agar apresiasi lebih warga berada di tangan Anies dan calon pendampingnya.

Bagaimana, Pak Anies? Siap?

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun