Ya semua mantan gubernur, termasuk Anies yang sekarang sedang menjabat. Proyek MRT bukan pekerjaan singkat dan ringan. Apalagi jika kemudian pengerjaannya diperluas ke wilayah lain yang mengapit dan menyangga ibu kota.
Tiga hari sebelumnya, di hadapan 10.000 pengusaha, calon presiden nomor urut 01 Jokowi sempat mengklaim bahwa keberhasilan MRT merupakan buah kebijakan beliau saat menjadi gubernur bersama pendampingnya, Basuki Tjahaja Purnama.
"Itu pun putusan politiknya, kita putuskan saat saya jadi gubernur saat itu dengan Pak Ahok," kata Jokowi (21/03).
Pernyataan Jokowi di atas menuai banyak pro dan kontra. Pihak pro beralasan bahwa eksekusi pelaksanaan proyek MRT baru mulai berjalan pada masa kepemimpinan Jokowi dan Ahok. Sedangkan pihak kontra beranggapan MRT sesungguhnya sudah diinisiasi jauh sebelumnya, bahkan pada masa Ali Sadikin.
Lalu perlukah persoalan ini diperdebatkan?
Seharusnya tidak. Baik perancang maupun eksekutor sama-sama berhak diberi apresiasi. Bahwa sebaiknya yang patut diberi apresiasi lebih besar adalah eksekutor, itu memang wajar. Karena tidak semua pemimpin mampu menjadi eksekutor yang baik. Kebanyakan pemimpin hanya larut dalam rencana dan angan-angan.
Pemimpin yang baik harus bisa menyusun perencanaan dan selanjutnya pula berani mengambil kebijakan untuk segera mengeksekusi pelaksanaanya. Ini bukan hanya demi mendapat citra baik, tetapi karena memang dibuat sebagai jawaban atas kebutuhan mendesak warga.
Namun apa pun yang saat ini masih menjadi kontrovesi di tengah warga, sebaiknya diakhiri saja. Pro dan kontra sudah tidak penting. MRT sudah diresmikan dan segera dinikmati luas. Para pemimpin yang telah berkontribusi berhak mendapat pujian.
Bagaimana dengan Anies dan calon pendampingnya, apakah akan meninggalkan jejak besar juga untuk dikenang oleh warga?
Jejak mereka mungkin akan tetap terukir di proyek MRT fase berikutnya, itu pun kalau terus dikerjakan. Warga tentunya berharap agar seluruh perencanaan dan pengerjaan terhadap rangkaian proyek tersebut tidak terhenti, harus diselesaikan hingga akhir.
Selain melanjutkan pengerjaan proyek MRT, Anies dan mantan wakil gubernur Sandiaga Uno pernah menjanjikan beberapa proyek lain yang tidak kalah besar, salah satunya adalah pembangunan stadion bertaraf internasional yakni Stadion BMW atau Stadion "The Jakmania" (sebutan Anies).