Saya menganggap tantangan yang dilayangkan Jokowi masih sebatas gertakan. Jokowi mengungkap konsesi lahan demi membakar semangat dan soliditas para pendukungnya, khususnya yang hadir di lokasi. Jokowi ingin menunjukkan bahwa beliau siap menantang siapa pun, tidak terkecuali pesaingnya, Prabowo.
Saya pun melihat Jokowi tidak akan memaksa Prabowo menyerahkan lahan yang dikuasainya, setidaknya sepanjang pemilu hingga pelantikan presiden dan wakil presiden pada Oktober mendatang. Jokowi tidak akan menghabiskan waktu dan energinya pada hal-hal yang tidak berefek langsung terhadap elektabilitasnya.
Namun bukankah tantangan Jokowi kepada Prabowo dan para penguasa lahan lainnya mungkin saja sekaligus "warning" atau peringatan serius? Ya, hingga pelantikan presiden atau minimal pengumuman pemenang pilpres, peringatan ini tidak akan langsung ditindaklanjuti karena efeknya buruk. Namun saya prediksi, apabila Jokowi dan Ma'ruf Amin menang, peringatan pasti akan direalisasikan.
Ada pernyataan tambahan Jokowi di SICC kemarin sehubungan dengan target pemerintah dalam membagikan sertifikat tanah kepada masyarakat. Tidak hanya target di tahun ini yang disebutkan, tetapi target di tahun 2020 pun ikut diungkap, yakni sebanyak 11 juta. Target "prematur" Jokowi tersebut sangat ada hubungannya dengan permintaannya atas pengembalian konsesi lahan.
Meski belum ada gambaran pasangan mana yang akan memenangkan pertarungan Pilpres 2019, tetapi Jokowi kelihatan sudah percaya diri bakal menjadi pemenang, terbukti target di 2020 turut diungkap. Saya tentu berharap demikian. Dan jika menang kembali, sekali lagi, saya sangat yakin peringatan akan berbuah eksekusi konsesi lahan.
Berdasarkan pengalaman, Jokowi tidak pernah main-main dengan persoalan yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan rakyat.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H