Berutang sebaiknya dipandang juga sebagai sarana relasi dan kerjasama dengan negara lain; sama-sama saling membantu, berkompetisi dan menguntungkan. Letak persoalannya hanya pada pengelolaan saja. Apakah dikelola untuk keperluan produktif atau konsumtif, kepentingan jangka pendek atau jangka panjang, menyasar kebutuhan masyarakat luas atau segelintir orang saja; itulah yang harus dipertimbangkan.
Utang sebaiknya dijadikan sebagai 'cambuk' untuk terus berbenah, bukan 'momok' penghambat mimpi.
Negara yang takut berutang adalah negara yang ingin berada di zona nyaman dan aman, takut menghadapi resiko, dan tidak menyukai tantangan. Kalau sudah demikian, bagaimana negara kita bisa maju?
Pertanyaan terakhir, apakah kita mau dipimpin oleh orang penuh ambisi tetapi jauh dari optimisme? Semoga tidak.
Salam!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI