Mohon tunggu...
Tubagus Rangga Efarasti
Tubagus Rangga Efarasti Mohon Tunggu... lainnya -

Tubagus Rangga Efarasti Aku cuma ingin belajar menulis, karena aku cuma gelas kosong yang bervolume. Akulah anak kunci yang mencari lubang kepastian, bukan yang tergantung pada paku berkarat. Karena akulah pria yang memberimu kesan pada sebuah kesetiaan. Terus menulis dan menulis terus hingga kutemukan dunia ini tidak selebar celana kolor... *^_^*

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Edisi: Mampus Aku dikoyak-koyak Sepi…!!! (Bagian 2)

16 Juni 2012   19:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:54 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Edisi: Mampus Aku dikoyak-koyak Sepi…!!! (Bagian 2)

Ttj: Tubagus Rangga Efarasti

.

.

kekasih hatiku,

bolehkah kusimpan sosok lugumu

di jilid ketiga dalam buku hidupku

setelah tuhan dan keluarga utuh

sampai saat kauijinkan aku

mengenali, memandangimu lebih lama

karena jujur hati kaulah teleologi nama cinta

yang kian mendinding di dalamnya

tak terkikis parasmu dari resah

apa yang sungguh kurasa

benarkah serupa rasamu di sana

di kepulauan seberang jiwa

.

.

jantung hatiku,

meski aku tak punya pesiar untuk seberangi Selat Sunda

yang memisahkan genggaman kita

janjiku tetap setia, lumuri gurat ini dengan cinta

katakanlah kekasih selama langit tak mendustai

sebelum kau pergi dari mimpi mimpi malam hari

katakanlah kekasih agar tak ada paksaan

mempertanyakan dua hati bercampur kerinduan

.

.

belahan jiwaku,

ini kali pertama dan untuk yang pertama kurasa

bila malam bertandang terkadang ingin kupastikan perasaan

dan aku bilang semua itu bukan dusta karena tiada kesulitan bagi tuhan

bila hendak menyatukan kepulauan

bila teriakku didengar oleh-Nya

.

.

gadis pujaanku,

tiada dirimulah yang buatku gila

apa sungguh aku tergila gila

karena kini kurasa lenyap senyummu merebak

beruntunglah engkau kucinta

yang kau renangi kata kini ada pada jiwa

serupa arjuna diburu ribuan cinta, melenguh pcnuh

berbasuh

.

.

Serang - Banten, 2012

***

Puisi ini kudedikasikan untuk Gadis Embun dalam Bayang Mata

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun