Mohon tunggu...
Tubagus Encep
Tubagus Encep Mohon Tunggu... profesional -

Asal Pandeglang, Kakek 1 Cucu, belajar mengajar di madrasah dan ingin terus belajar............E-mail: tebe.ncep@gmail.com, Twitter: @TebeNcep IG: tubagusencep

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengapa atawa Kenapa

30 Juli 2015   18:24 Diperbarui: 12 Agustus 2015   03:48 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi (darinholic.com)"][/caption]

 

Mengapa kau terus menikmati makanan harammu

padahal basuhan wudhu di mulutmu melarang itu.

 

Mengapa kau cium aroma keburukan di sekitarmu

saat basuhan air pada hidungmu tak menginginkan itu.

 

Mengapa tak kau ganti topeng muka burukmu dengan wajah kebaikanmu

Karena basahan wudhu di wajahmu menginginkan itu.

 

Mengapa kau ambil bukan hakmu,

padahal basuhan tangan wudhumu berharap engkau tak melakukan itu.

 

Mengapa kecongkakan selalu ada dalam ubun kepalamu

Padahal baru saja kau basuh dalam wudhumu.

 

Mengapa kau dengarkan keburukan sekitarmu dan kau sebarkan dengan dustamu

Apakah tak kau sadari telingamu tak pernah luput dari bilasan wudhumu.

 

Mengapa kau turuti langkah jahatmu setelah kau sirami keduanya

Dengan sebersih air wudhumu.

 

Mengapa atawa kenapa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun