Mohon tunggu...
Tubagus Encep
Tubagus Encep Mohon Tunggu... profesional -

Asal Pandeglang, Kakek 1 Cucu, belajar mengajar di madrasah dan ingin terus belajar............E-mail: tebe.ncep@gmail.com, Twitter: @TebeNcep IG: tubagusencep

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Saat Wiwit Sang Relawan Muda, Berbagi Asa untuk Sesama

19 Mei 2015   17:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:49 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_384097" align="aligncenter" width="600" caption="Sang relawan bersama Nawasi, pasien Gizi buruk dan pemakan batu-bata (Dokumen penulis)"][/caption]

Perempuan cantik berhijab itu tersenyum cerah, hatinya merasa bahagia karena telah berhasil mengantarkan balita Nawasi 2,5 tahun penderita gizi buruk dan pemakan batu-bata menuju Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Provinsi Banten untuk mendapatkan perawatan semestinya, sekaligus  menyelesaikan prosedur perawatan dengan menggunakan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) karena kondisi orang tua pasien yang tidak memadai dan tak mencukupi dari pendapatannya sebagai kuli panggul di Pasar Rau kota Serang. (Baca beritanya di sini, di sini dan di sini.)

Selanjutnya perempuan muda tersebut akan hilir mudik di rumah sakit untuk memastikan bahwa pasiennya telah mendapatkan perawatan dengan semestinya.

Maka kalau hari Kamis, 14/05/15 kemarin, penulis berkesempatan seharian mulai dari RSUD Banten hingga base camp relawan bersama perempuan murah senyum tersebut sungguh adalah sebuah kebahagiaan yang luar biasa.

Dapat menyaksikan perempuan cantik tersebut demikian tulusnya mengabdikan hari-harinya untuk orang lain, terlebih hari itu kalender menunjukkan tanda merah (libur) namun tetap aktif mengabdikan waktunya untuk orang telah menampar sisi sosial penulis yang terabaikan selama ini.

Sepanjang perjalanan mengikuti perempuan gesit ini menuju salah satu base camp relawan Banten untuk menggali sepak terjang aktifitasnya dengan beriringan sepeda motor, di belakangnya tak henti hati penulis menggemuruh dan terus bergumam dalam hati "terbuat dari hati apakah perempuan ini", sementara yang lain sibuk bersenang-senang dengan aktifitas weekend tapi tidak dengan perempuan ini.

*******

[caption id="attachment_384536" align="aligncenter" width="426" caption="Menurunkan bantuan untuk korban bencana (dokumen relawan)"]

14321047101274469181
14321047101274469181
[/caption]

Di lain waktu perempuan muda tersebut tampak menurunkan beberapa dus mie instant, air mineral dan kebutuhan pokok lainnya dari sebuah mobil pick-up terbuka dan membagikannya pada masyarakat yang membutuhkannya.

Tidak tampak gurat kelelahan di wajahnya, walau ia harus bulak-balik mengangkut barang bantuan dan menumpuknya di posko bantuan. Sesekali ia mengusap peluh yang hinggap di wajahnya yang terlihat bersih dan tetap memperlihatkan aura kecantikan seorang wanita.

Pada kesempatan lain perempuan muda ini tak sungkan ataupun malu menjajakan aneka kaos, asesoris dan pernak-pernik remaja dalam rangka mendapatkan dana yang kemudian hasilnya dipergunakan untuk kepada mereka yang membutuhkannya.

[caption id="attachment_384100" align="aligncenter" width="600" caption="Menggalang dana pada pengendara mobil (dokumen relawan)"]

1431875562996064669
1431875562996064669
[/caption]

Atau dengan bermodalkan dus air mineral ia juga tak pantang menyerah mengetuk hati pengendara mobil dan motor untuk menyumbang dana untuk kebutuhan biaya pengobatan pasien-pasiennya yang ia advokasi. Kendala biaya yang tidak semuanya masuk dalam tanggungan BPJS atau biaya hidup dalam masa pengobatan dan sejenisnya, menggerakan hatinya untuk mengetuk siapa saja dan di mana saja untuk terlibat dalam kegiatan sosialnya.

Widyaningsih Budihartanti (27 tahun) menampilkan #CitraCantikIndonesia bukan dalam balutan busana indah dan seabreg merek kosmetik lalu berjalan keliling mengitari mall mewah. Ia mempresentasikan kecantikan wanita Indonesia lewat terjun langsung ke pelosok desa membantu warga, mengadvokasi rakyat jelata serta membantu kesulitan mereka dengan semangat dan penuh dedikasi tinggi.

Perempuan yang biasa dipanggil sehari-hari Wiwit ini, mengejawantahkan semangat perempuan Indonesia dengan bergumul dalam misi kemanusiaan dan berani meninggalkan kebiasaan-kebiasaan perempuan seusianya yang asyik dengan dunianya sendiri. Ia terjun bahu membahu bersama relawan lainnya menembus sulitnya infrastruktur jalan di wilayah Banten, menuju lokasi bencana atau menyusuri rumah-rumah penduduk yang membutuhkan advokasinya.

Menjadi relawan baginya bukan sekedar ikut-ikutan atau gagah-gagahan, karena ternyata Wiwit sudah menekuni kegiatan sejak tahun 2012 dan kini telah mengakar serta mendarah daging baginya.

Bukan hal mudah bagi Wiwit untuk memulai sesuatu hal baru. Wiwit menyadari tidak ada karpet merah baginya ketika ia menjejakkan kaki pertama kali terjun dalam misi kemanusiaan tersebut.

[caption id="attachment_384101" align="aligncenter" width="600" caption="Bersama Eliyatul Ihlas pasien asal Carita - Pandeglang Penderita Arteriovenous malformation (AVM) tahun 2012 dan paska operasi kedua 2014 (dokumen Relawan)"]

14318761011964965755
14318761011964965755
[/caption]

Maka kalau suasana ruang kerja yang nyaman serta pendapatan rutin tetap yang didapat berani ia tinggalkan, semuanya karena ia merasakan kekayaan batin yang tak terhingga dari kegiatan sosial tersebut. "Kalau saya harus memilih antara kenyamanan hidup dan menghentikan menyusuri rumah-rumah miskin yang masih bertebaran di Banten, maka saya akan memilih meninggalkan kenyamanan itu demi masyarakat miskin Banten": tekadnya dengan mimik serius.

Sebuah tekad dan semangat yang terbukti dari sepak terjangnya membantu masyarakat yang tak tersentuh uluran tangan pemerintah hingga masuk ke pelosok yang ada di wilayah penulis, yang penulis sendiri dapat membayangkan betapa jauhnya perjalanan, rusaknya infrastruktur di mana penulis sendiri belum tentu sanggup melakukannya. Tapi bagi Wiwit inilah lahan perjuangannya.

Memulai tertarik dan mencemplungkan dirinya karena terinspirasi oleh adiknya Rully Agustyawan yang telah lebih dulu aktif dalam misi kemanusiaan membuat Wiwit ingin berbuat hal yang sama. Terlebih bila ia melihat wajah cerah dan kepuasan batin yang muncul setiap adiknya menyelesaikan tugas sosialnya, menguatkannya untuk melakukan hal serupa, "membagi asa untuk sesama".


[caption id="attachment_384105" align="aligncenter" width="600" caption="Bersama Saepul pasien asal Kuranji kota Serang Banten (Dokumen Relawan)"]

14318772942007717458
14318772942007717458
[/caption]


[caption id="attachment_384239" align="aligncenter" width="600" caption="Bersama anak-anak korban musibah (dokumen relawan)"]

14319605641701343000
14319605641701343000
[/caption]

Bukan hal mudah melepaskan diri dari zona nyaman yang selama ini telah lama dijalaninya, namun bukanlah hidup hanya sekali, maka hidup haruslah berarti, jawabnya dengan senyum indah di sela-sela wawancara.

Bukannya Wiwit tak menyadari konsekwensi besar yang harus dilalui saat berniat mengikuti misi kemanusiaan dengan menjadi relawan dan rela meninggalkan kesenangan-kesenangan perempuan seusianya, keinginan kuat untuk memiliki arti dalam perjalanan hidupnya menguatkan Wiwit untuk tidak main-main dan berjuang ikhlas dalam menjalankan misi kemanusiaannya.

Putri pasangan pertama Budi Santoso dan Sumartun meyakini bahwa untuk memiliki kebahagiaan hidup bisa dilakukan dengan memberi kebahagiaan yang sama pada orang lain yang membutuhkannya.

Lewat keikhlasan menyumbang tenaga dan pikirannya membantu sesama khususnya warga miskin Banten atau terjun langsung membantu korban banjir, kebakaran atau musibah lainnya Wiwit mendapatkan kebahagiaan batin yang tak ternilai harganya.

[caption id="attachment_384104" align="aligncenter" width="527" caption="Bersama Furqon pasien asal Serang menderita kanker mata di RSUD Banten 2015 (Dokumen Relawan)"]

143187662174976112
143187662174976112
[/caption]

Dukungan penuh orang tuanya pada kegiatan sosialnya menjadi amunisi kuat dalam menjalankan tugasnya sebagai pegiat sosial. "Saat korban banjir yang menerjang jalur tol pada tahun 2012 lalu dan berimbas pada penduduk sekitarnya, ia  merasakan kehadiran kedua orang tuanya yang menengok dan terjun membantu sangat menguatkan semangat juang saya". Tergurat keharuan di wajahnya saat menceritakan pengalamnnya dulu. "Saya khan menginap di base camp dan nggak pulang-pulang kang..!, jadi orang tua yang datang menengok" tambahnya sambil tertawa manis di sela-sela wawancara.

Bergabung dengan Yayasan Bhumi Selaras yang beralamat di Jln. RH. Joenoeos Soemantri No. 4 /20 Tembong, Serang sekaligus yang menaungi aktivitas sosialnya, Wiwit bahu membahu bersama relawan muda Banten berjuang menembus jauhnya perjalanan menuju lokasi musibah. Dengan kondisi wilayah Banten yang demikian luasnya namun infrastruktur jalan yang sangat parah, ia bersama relawan lainnya berupaya keras menambal kepincangan yang tidak tersentuh pemprov. Banten dalam melayani rakyatnya, terutama masyarakat miskin di pedalaman.

"Pernah lho kang, ada seorang penduduk miskin yang rumahnya rusak akibat tumbangnya dahan pohon kelapa. Letak rumah tersebut persis di seberang kantor Gubernur Banten luput dari perhatian pemerintah, namun setelah kami dan rekan-rekan memperjuangkannya, alhamdulillah pemerintah Banten turun tangan dan membangunkan rumah tersebut. Penulis berupaya memalingkan wajah saat mata indahnya mulai memerah ketika kisah-kisah perjuangannya membantu masyarakat meluncur deras.

[caption id="attachment_384238" align="aligncenter" width="600" caption="Beragam kegiatan sang relawan (Dokumen relawan)"]

1431960398326775114
1431960398326775114
[/caption]

******

Kecantikan Citra Wanita Indonesia di mata Wiwit adalah bagaimana seorang wanita mampu mengembangkan kelebihannya agar memiliki manfaat yang besar bagi orang lain, "Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya": senyumnya mengembang indah saat ia mengutip sebuah hadits yang menjadi motto dalam hidupnya.

Bergerak bersama Facebook Banten News sebuah komunitas relawan sekaligus medsos milik yayasan Bhumi Selaras, Wiwit dan relawan lainnya menyerap informasi sebanyaknya tentang masyarakat miskin di Banten sekaligus menampung masyarakat yang peduli untuk menitipkan donasinya yang selanjutnya diserahkan pada masyarakat miskin Banten yang masih membutuhkan uluran tangan dari siapapun.

Mengikuti seharian perjalanan relawan muda Banten ini, banyak nilai positif yang penulis ambil sekaligus ikut menggedor sisi sosial penulis yang masih terabaikan selama ini.

[caption id="attachment_384242" align="aligncenter" width="600" caption="Menghibur korban bencana banjir dengan banjir balon (dokumen relawan)"]

1431961904221426695
1431961904221426695
[/caption]

Dimulai dengan Niat dan keikhlasan.

Membagi waktu, pikiran dan tenaga untuk orang lain, tanpa upah atau sekedar tepuk tangan  sungguh sangat langka saat ini, Wiwit menyeruak menampilkan sosok perempuan yang berbeda di zaman yang serba hedonis, mementingkan diri sendiri dan hilangnya rasa peduli pada sekitarnya.

Bersentuhan dengan masyarakat miskin, jauh dari perhatian dan memperjuangkan hak-hak masyarakat memberinya kekayaan bathin yang luar biasa. Bukan tak ingin Wiwit bersenang-senang sejenak, namun membayangkan senyum bahagia masyarakat yang ia perjuangkan sungguh telah menggantikan semuanya.

Saat penulis merasa keheranan dengan sepak terjang perempuan ini dan bertanya bagaimana ia mampu mengalahkan ego pribadinya dan menghabiskan waktunya untuk orang lain, dengan senyum indah ia menjawab: "Niat dan keikhlasan kang.... itu modal Wiwit dalam menjalankan misi sosial ini".

"Saya bukan dari kalangan berada, saya dan adik tumbuh dan besar dari kesederhanaan yang selalu diajarkan oleh ayah dan ibu. Namun bukan berarti kita harus terkendala untuk berbagi bagi sesama. Maka lewat tenaga, pikiran dan waktu yang ada, Wiwit ingin memberi konstribusi dan memberi perubahan pada masyarakat miskin di Banten". Tambahnya kemudian.

Maka kalau penulis kemudian sempat meminta memberi khabarnya bila ia terjun kembali ke wilayah penulis, sungguh hati yang selama ini lalai melihat sekeliling secara perlahan mulai tergosok oleh Wiwit. Minimal penulis bisa menyuarakan kondisi masyarakat bawah yang luput dari perhatian lewat tulisan. Membuka mata semua untuk peduli pada sesama, sebagaimana perempuan muda yang luar biasa di mata penulis.

Banten khususnya dan Indonesia umumnya, jelas masih membutuhkan semangat #CitraWanitaIndonesia yang mau bergerak dan berjuang untuk masyarakat Indonesia, bukan lewat tampilan harta kekayaan yang hanya akan memperdalam jurang kesejahteraan masyarakat Indonesia namun lewat tindakan nyata dengan bergerak aktif membantu masyarakat sekitarnya atau juga lewat bantuan hartanya yang sejatinya ada hak orang miskin di dalamnya.

Semoga akan terus lahir Wiwit-Wiwit  yang lain yang mau memperjuangkan sesama, memberi asa dan kebahagian bagi masyarakat yang papa.

Penulis pun hanya bisa merenung dalam diam.

[caption id="attachment_386128" align="aligncenter" width="631" caption="Sang relawan"]

14328660721316140064
14328660721316140064
[/caption]

[caption id="attachment_386129" align="aligncenter" width="634" caption="Cantiknya sang relawan (Dokumentasi relawan)"]

1432866179843565899
1432866179843565899
[/caption]

[caption id="attachment_384096" align="aligncenter" width="501" caption="Penulis bersama Relawan Widyaningsih Budihartanti (dokumen penulis)"]

14318737741865454506
14318737741865454506
[/caption]

*******

Biodata sang Relawan:
Nama : Widyaningsih Budihartanti
Tempat/tgl. Lahir: Serang, 13 September 1988
Pendidikan terakhir: Politeknik Pos Indonesia, Bandung jurusan Teknik InformatikaDomisili: Kp. Serdang, Cilegon BantenPenghargaan :
Bersama FBnews (komunitas relawan Banten) mendapat penghargaan Ajang Muda Banten 2012 dari Majalah Banten Muda.

Serang, 13 September 1988

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun