Mohon tunggu...
Tubagus Encep
Tubagus Encep Mohon Tunggu... profesional -

Asal Pandeglang, Kakek 1 Cucu, belajar mengajar di madrasah dan ingin terus belajar............E-mail: tebe.ncep@gmail.com, Twitter: @TebeNcep IG: tubagusencep

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Saat Wiwit Sang Relawan Muda, Berbagi Asa untuk Sesama

19 Mei 2015   17:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:49 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_384238" align="aligncenter" width="600" caption="Beragam kegiatan sang relawan (Dokumen relawan)"]

1431960398326775114
1431960398326775114
[/caption]

******

Kecantikan Citra Wanita Indonesia di mata Wiwit adalah bagaimana seorang wanita mampu mengembangkan kelebihannya agar memiliki manfaat yang besar bagi orang lain, "Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya": senyumnya mengembang indah saat ia mengutip sebuah hadits yang menjadi motto dalam hidupnya.

Bergerak bersama Facebook Banten News sebuah komunitas relawan sekaligus medsos milik yayasan Bhumi Selaras, Wiwit dan relawan lainnya menyerap informasi sebanyaknya tentang masyarakat miskin di Banten sekaligus menampung masyarakat yang peduli untuk menitipkan donasinya yang selanjutnya diserahkan pada masyarakat miskin Banten yang masih membutuhkan uluran tangan dari siapapun.

Mengikuti seharian perjalanan relawan muda Banten ini, banyak nilai positif yang penulis ambil sekaligus ikut menggedor sisi sosial penulis yang masih terabaikan selama ini.

[caption id="attachment_384242" align="aligncenter" width="600" caption="Menghibur korban bencana banjir dengan banjir balon (dokumen relawan)"]

1431961904221426695
1431961904221426695
[/caption]

Dimulai dengan Niat dan keikhlasan.

Membagi waktu, pikiran dan tenaga untuk orang lain, tanpa upah atau sekedar tepuk tangan  sungguh sangat langka saat ini, Wiwit menyeruak menampilkan sosok perempuan yang berbeda di zaman yang serba hedonis, mementingkan diri sendiri dan hilangnya rasa peduli pada sekitarnya.

Bersentuhan dengan masyarakat miskin, jauh dari perhatian dan memperjuangkan hak-hak masyarakat memberinya kekayaan bathin yang luar biasa. Bukan tak ingin Wiwit bersenang-senang sejenak, namun membayangkan senyum bahagia masyarakat yang ia perjuangkan sungguh telah menggantikan semuanya.

Saat penulis merasa keheranan dengan sepak terjang perempuan ini dan bertanya bagaimana ia mampu mengalahkan ego pribadinya dan menghabiskan waktunya untuk orang lain, dengan senyum indah ia menjawab: "Niat dan keikhlasan kang.... itu modal Wiwit dalam menjalankan misi sosial ini".

"Saya bukan dari kalangan berada, saya dan adik tumbuh dan besar dari kesederhanaan yang selalu diajarkan oleh ayah dan ibu. Namun bukan berarti kita harus terkendala untuk berbagi bagi sesama. Maka lewat tenaga, pikiran dan waktu yang ada, Wiwit ingin memberi konstribusi dan memberi perubahan pada masyarakat miskin di Banten". Tambahnya kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun