Mohon tunggu...
Tubagus Encep
Tubagus Encep Mohon Tunggu... profesional -

Asal Pandeglang, Kakek 1 Cucu, belajar mengajar di madrasah dan ingin terus belajar............E-mail: tebe.ncep@gmail.com, Twitter: @TebeNcep IG: tubagusencep

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Lestarikan Air-mu untuk Kehidupanmu

18 April 2015   08:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:57 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="5023" caption="@sehataqua"][/caption]

Semua makhluk di bumi tidak bisa terlepas kebutuhannya akan air, senyawa kimia yang dikenal dengan HO2 merupakan dua gabungan antara Hidrogen (H2) dan Oksigen (O2 ini adalah komponen penting bagi kelangsungan hidup di bumi selain terhadap sinar matahari sebagai sumber energi.

Tubuh manusia sendiri terdiri dari air, volume di dalamnya rata-rata 65% dari berat tubuhnya. Volume tersebut bervariasi antara lain: otak 74%, tulang 22%, ginjal 82%, otot 75% dan darah 83%.

Selain memiliki banyak kandungan air dalam tubuhnya, dalam kehidupan sehari-harinya manusia sangat tergantung pada air, selain untuk kebutuhan fisiknya juga untuk kebutuhan sehari-harinya.

Volume rata-rata kebutuhan manusia perindividu berkisar antara 150-200 liter, tergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan dan kebiasaan masyarakatnya.

Bumi kita sesusungguhnya 71% dikelilingi air, yang terdiri dari 97% bersifat asin yaitu air laut, sisanya 3% bersifat tawar. Kurang dari 3% berwujud salju/es sedangkan 1% lainnya sebagai air tanah dan sisanya kurang dari 1% sebagai air permukaan.

[caption id="attachment_378957" align="aligncenter" width="300" caption="Gleick, P. H., 1996: Water resources. In Encyclopedia of Climate and Weather, ed. by S. H. Schneider, Oxford University Press, New York, vol. 2, pp.817-823. USGS."]

14293182391223876648
14293182391223876648
[/caption]

Sebagai makhluk Tuhan yang sempurna dan memiliki akal serta paling terbanyak mengkonsumsi air dibadingkan makhluk lainnya, manusia memiliki tanggung jawab terbesar memanfaatkan air dengan bijak, menjaga sumber dan melakukan konservasi sumber daya air, sehingga seluruh makhluk di bumi bisa memenuhi kebutuhannya akan air.

Pentingnya menjaga, melestarikan serta melakukan kegiatan konservasi sumber daya air, bukan saja karena kebutuhan manusia akan air demikian tingginya, namun kualitas air yang kian hari kian buruk yang disebabkan oleh berbagai kegiatan manusia itu sendiri.

Kegiatan industri modern yang tak memiliki amdal serta tidak memiliki pengolahan limbah baik secara fisik, kimiawi dan biologis menjadi penyumbang terbesar tercemarnya air yang ada di lingkungan kita.

Di satu sisi, mengurangnya air bumi juga semakin memperihatinkan karena daya serap air yang berkurang akibat mengurangnya hutan serta pepohonan di lingkungan kita seiring berkembangnya pembangunan modern. Maka melestarikan sumber daya air, menjaga kualitas serta melakukan kegiatan konservasi air sama pentingnya seperti pentingnya manusia memenuhi kebutuhan airnya.

Pentingnya melestarikan serta melakukan kegiatan konservasi air bisa kita lakukan dari hal sederhana di kehidupan kita, antara lain:

  • Penghematan penggunaan air di kegiatan rumah tangga, antara lain dengan menyiram tanaman dengan bekas cucian beras, bekas cucian kendaraan, berwudlhu dengan air memakai keran kecil dan tidak memakai gayung dan kegiatan hemat air lainnya.
  • Tidak membuang sampah sembarangan terutama di aliran sungai yang bukan saja bisa menyebabkan terganggunya aliran air sungai, namun juga mencemari air sungai.
  • Mengurangi penggunaan bungkus atau barang rumah tangga yang susah terurai di dalam tanah yang dapat mengganggu kualitas air dalam tanah.
  • Memperbanyak penanaman pohon sebagai langkah mengikat air hujan dalam tanah termasuk membuat sumur-sumur resapan seperti pembuatan LBR (Lubang Resapan Biopori) yang pembuatannya sangat mudah sekali.

[caption id="attachment_378958" align="aligncenter" width="600" caption="Pembuatan LRB di sekolah penulis (dokpri)"]

14293187991940576212
14293187991940576212
[/caption]

Lubang Resapan Biopori (LRB)

Sebagai tenaga pendidik dan kependidikan penulis sendiri berupaya mengajak peserta didik untuk terlibat dalam upaya-upaya pelestarian air, dengan harapan mereka untuk ikut peduli sekaligus pembelajaran buat peserta didik.

Lewat kegiatan eskul, penulis bersama-sama peserta didik melakukan kegiatan pembuatan resapan air lewat pembuatan LBR (Lubang Resapan  BIOPORI).

Lewat pembuatan lubang Biopori yang digagas pertama kali oleh Ir. Kamir R Brata seorang dosen IPB Bogor memiliki manfaat yang besar terutama untuk menyerap air yang ada di permukaan tanah. Minimnya ruang terbuka hijau membuat air hujan berkurang daya resapnya ke dalam air. Lubang biopori bukan hanya menyerap air dengan cepat  tapi juga mampu membentuk kompos hingga mengurangi penumpukan sampah organik.

Lubang Resapan Biopori berupa sebuah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah. Lubang ini akan memicu munculnya biopori secara alami di dalam tanah. Prinsip kerja lubang peresapan biopori sangat sederhana. Lubang yang kita buat, kemudian diberi sampah organik yang akan memicu biota tanah seperti cacing dan semut dan akar tanaman untuk membuat rongga-rongga (lubang) di dalam tanah yang disebut biopori. Rongga-rongga (biopori) inilah yang kemudian menjadi jadi saluran bagi air untuk meresap kedalam tanah.

[caption id="attachment_378959" align="aligncenter" width="402" caption="Finishing LRB (dokpri)"]

1429318863537779296
1429318863537779296
[/caption]

Langkah pembuatan Lubang Biopori

Penulis sendiri beserta peserta didik membuat Lubang Biopor di lingkungan sekolah dan asrama dengan membuat LBR Biopori  berbentuk silindris dengan diameter 10 cm dan dengan kedalaman 100cm.

Pada mulut lubang kemudian ditutupi dengan lubang angin berongga yang telah diperkuat sebelumnya dengan semen, lubang angin penutup biopori itu sendiri kami kondidikan untuk bisa buka tutup agar bisa secara rutin mengganti sampah yang akan menjadi sarang satwa tanah seperti cacing dan rayap.

Lubang biopori yang sudah terbentuk kemudian kami isi dengan sampah yang dapat mengurai sebagai tempat bersarangnya cacing atau rayap yang kemudian akan membentuk lubang-lubang biopori yang kelak menjadi jalannya resapan air.

Secara teratur setiap musim kemarau sampah yang telah menjadi kompos dalam lubang biopori kami ambil untuk dimanfaatkan sebagai media tanam.

Lubang biopori ini kami buat lubang demi lubang secara bertahap, dengan mengkondidikan jadwal peserta didik. Sedikit demi sedikit semoga menjadi bukit.

The Hope

Harapan penulis, dengan melakukan kegiatan pembuatan lubang biopori beserta peserta didik bukan saja mengajarkan mereka proses pembuatan LBR Biopori, namun juga mengajak mereka untuk peduli terhadap pelestarian dan konservasi sumber daya air yang menjadi kebutuhan semua manusia.

Lestarikan air, lestarikan lingkunganmu.

*******

Sumber:

inilah.com biopori.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun