Mohon tunggu...
Tubagus Encep
Tubagus Encep Mohon Tunggu... profesional -

Asal Pandeglang, Kakek 1 Cucu, belajar mengajar di madrasah dan ingin terus belajar............E-mail: tebe.ncep@gmail.com, Twitter: @TebeNcep IG: tubagusencep

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Memasyarakatkan Asuransi dan Mengasuransikan Masyarakat

7 April 2015   14:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:25 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_408564" align="aligncenter" width="278" caption="Mari berasuransi (elokdts.wordpress.com)"][/caption]

Sejatinya keadaran orang Indonesia untuk mempersiapkan hal-hal yang bersifat darurat sesungguhnya tinggi, namun sayangnya masih berada pada persiapan pendidikan anak-anaknya; dan bukan untuk kesehatan, kecelakaan dan sebagainya. Dan kesiapan inipun bentuknya dalam tabungan bukan dalam bentuk asuransi.

Mengapa tabungan?, dengan tabungan bukan saja masyarakat dimudahkan saat mendapati kebutuhan mendadak dengan menarik dana persiapan pendidikan tersebut, namun di sisi lain kesadaran masyarakat menyiapkan kebutuhan darurat tersebut dalam bentuk asuransi masih kurang.

Hasil survey "Persiapan Keluarga Dalam Perencanaan Keuangan" yang dilakukan  Nielsen Indonesia bersama Prudental pada 27/11/14, ditemukan kalau rasio premi asuransi jiwa yang dibayarkan orang Indonesia terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) nilainya baru mencapai 1,6 %, jauh berbanding dengan negara tetangga seperti: India (3,1 persen), Malaysia (3,2 persen), Thailand (3,8 persen), Singapura (4,4 persen), bahkan Hongkong yang mencapai 11,7 persen.

Mengapa ini bisa terjadi, mungkin beberapa faktor ini penyebabnya:

1. Minimnya sosialisasi

Minimnya informasi keuntungan berasuransi yang disampaikan oleh pihak garda terdepan dari perusahan yaitu agen asuransi kepada nasabah atau calon nasabah. Yang sering terjadi bukan informasi sebanyak mungkin tentang asuransi, namun iming-iming hadiah bila menjadi pemegang polis, atau bahkan iming hadiah bila mampu menggaet saudaranya untuk menjadi pemegang polis asuransi.

2. Kurang tepatnya penerjemahan kata dari Life Insurance

Mengapa Life Asuransi harus diterjemahkan asuransi jiwa, bukan asuransi kehidupan, kalimat asuransi jiwa sering disalah kaprahkan oleh sebagian orang bahwa mengikuti asuransi sama halnya menggadaikan kematian, padahal kamatian harusnya dipasrahkan kepada Tuhan. Apalah arti sebuah nama, betul asuransi jiwa juga tidak salah namun alangkah baiknya diterjemahkan dengan lebih luwes agar tujuan asuransi itu sendiri dapat tercapai.

3. Agen asuransi sekaligus konsultan perencana keuangan.

Sangat penting sekali agen asuransi memiliki kecakapan sebagai perencana keuangan sehingga agen bukan saja hanya sekedar mengejar target komisi dari banyaknya pemegang polis namun ia bisa menjadi pendamping nasabahnya dalam merencanakan kehidupannya lewat asuransi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun