Mohon tunggu...
Tubagus Agnia Wiramulyana
Tubagus Agnia Wiramulyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kajian Timur Tengah dan Islam

Bermanfaat untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

How to Build an Enterpreuneurship Environtment In Moder Activism

9 Oktober 2024   16:14 Diperbarui: 9 Oktober 2024   18:22 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angga Putra Pratama, Badko HMI Bali - Nusra

Di tengah perkembangan ekonomi dan politik Indonesia, terjadi sebuah tren menarik di manas emakin banyak politisi berasal dari kalangan pengusaha. Hal ini menunjukkan bahwa jalurentrepreneur bukan hanya menjadi sarana untuk mencapai kesuksesan finansial, tetapi juga pintumasuk menuju dunia politik. Kondisi ini menjadi peluang strategis bagi Himpunan MahasiswaI slam (HMI) untuk mendorong kader-kadernya menempuh jalur wirausaha, yang dapat memperkuat kontribusi mereka di arena politik nasional.

Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), per 2023j umlah pengusaha di Indonesia hanya mencapai sekitar 3,47% dari total populasi, jauh tertinggal dibandingkan negara-negara maju yang memiliki rasio pengusaha di atas 10%. Kekurangan ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang berdaya saing tinggi. Sementara itu, di sisi politik, survei terbaru dari Litbang Kompas menunjukkan bahwa lebih dari 45% anggota DPR RI periode 2024 memiliki latar belakang sebagai pengusaha sebelum terjun ke dunia politik. Fenomena ini mencerminkan semakin kuatnya pengaruh dunia usaha dalam kancah politik Indonesia. HMI sebagai salah satu organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia memiliki peran penting dalam mencetak generasi pemimpin masa depan. Namun, kenyataannya, sebagian besar kader HMI lebih banyak yang memilih terjun ke dunia politik langsung tanpa mempertimbangkan potensi besar dari jalur entrepreneur dan kebebasan finansial. Padahal, entrepreneur dapat menjadi fondasi yang kuat untuk membangun pengaruh di dunia politik. Latar belakang sebagai pengusaha memberikan sejumlah keuntungan dalam kancah politik. Pengusaha terbiasa menghadapi risiko, memecahkan masalah secara kreatif, serta memilikip emahaman mendalam tentang manajemen sumber daya dan pasar. Kualitas-kualitas ini sangat relevan dalam politik, terutama ketika berhadapan dengan kebijakan ekonomi dan pembangunan.

Selain itu, pengusaha yang sukses memiliki akses ke jaringan bisnis yang luas, yang sering kali dapat diandalkan untuk mendukung kampanye politik maupun kebijakan publik. Sebagai organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kepemimpinan, HMI potensi besar untuk mencetak kader-kader yang tidak hanya terampil di bidang politik, tetapi juga memiliki kemampuan wirausaha yang mumpuni. Salah satu contohnya adalah banyaknya alumni HMI yang telah berhasil membangun bisnis sendiri dan terjun ke politik, seperti Bahlil Lahadalia, Kamrussamad, Anies Baswedan dan Fahri Hamzah, yang sebelum terjun ke politik nasional aktif dalam bidang usaha dan organisasi.

Dalam forum LK III yang di selenggatakan oleh Badko HMI Jawa Barat juga disampaaikan dalam pemaparan materi nya yang dihadiri oleh kader kade HMI dari sabang sampai merauke, M.Firarldi Akbar sebagai Ketua umum HIPMI Cimahi, sekaligus Wakil ketua HIPMI Jawa barat, dan anggota DPRD cimahi 2022-2024, dalam pemaparan materinya mengatakan dalam ber aktivitas di ruangorganisasi baik di organisasi kemahasiswaan kepemudaan bahkan di partai politik, ada hal urgent yang harus di selesaikan yaitu fisiologis (sandang, pangan, papan, dan sex), menurutnya wilayah tersebut harus menjadi ruang yang terpisah yang harus diselesaikan bagi para aktivis. Mengapa demikian, karena akan berdampak pada indepedensi. Saya, mempunyai pola dalam berakvitas di ruang organisasi, yakni segitiga maslow jadi dalam mengaktualisasikan diri di ruang ruang dalam kehidupan ada serangkaian proses dan target yang hendak tercapai secara terstruktur dan terukur yaitu :

1. Fisiologis

2. Keamanan

3. Rasa sayang

4. Penghargaan

5. Aktualisasi

Aktivis di era kontemporer ini harus mempertimbangan serangkaian proses yang di sebutkan di atas, menurutnya. Beliau menambahkan, urutan tersebut dalam setiap post harus terselesaikan karena sifat nya fundamental yang akan membentuk kemandirian HMI. Selain itu, Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2023 mencapai 61,1%. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sektor entrepreneur dalam menggerakkan perekonomian negara. Dengan mendidik kader HMI menjadi wirausaha yang tangguh, tidak hanya akan memperkuat basis ekonomi bangsa, tetapi juga membekali mereka dengan modal sosial dan finansial yang dibutuhkan untuk bersaing di dunia politik. Pengusaha yang sukses cenderung memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tantangan-tantangan ekonomi riil yang dihadapi oleh masyarakat. Hal ini bisa menjadi nilai tambah ketika mereka terjun ke dunia politik, karena mereka memiliki pengalaman langsung dalam menciptakan lapangan pekerjaan, membayar pajak, dan berurusan dengan regulasi pemerintah. Dengan latar belakang ini, pengusaha yang menjadi politisi memiliki sudut pandang yang berbeda dan lebihpragmatis dalam menyusun kebijakan publik yang pro-bisnis dan pro-rakyat. HMI memiliki peluang besar untuk mencetak generasi politisi baru yang memiliki dasar entrepreneur yang kuat. Dengan memanfaatkan pengalaman wirausaha sebagai fondasi karier politik, kader HMI akan memiliki keunggulan dalam menghadapi tantangan di panggung politik yang semakin kompleks. Jalur entrepreneur bukan hanya tentang menciptakan kekayaan pribadi, tetapi juga tentang menciptakan pengaruh yang lebih luas untuk membawa perubahan dimasyarakat. Dengan demikian, entrepreneur dan politik bukanlah dua hal yang terpisah, tetapi dua sisi dari koin yang sama dalam menciptakan pemimpin bangsa yang berintegritas dan visioner. Bang M. Firaldi akbar mengatakan di depan peserta LK 3 (Latihan Kader 3) dari sabang sampai merauke bahwa anak HMI harus mengenal diri sendiri dan memantapkan diri dalam kualitas nilai pribadi bahasa lain nya kita harus menetapkan harga untuk diri sendiri. Selain itu, harus mempunyai tujuan yang jelas dan konkrit.

Adapun secara pengklasifikasian beliau mengatakan bahwa sepengalaman beliau ada pola yang bisa diterapkan yang dampak nya konkrit yaitu konsep SMART. Yang dijabarkan sebagai :

S = Spesific

M = Measurable

A = Acheveble

R = Realistic

T = Timeline

5 Fundamental tersebutlah yang membuat suatu keputisan strategis dalam tujuan kita berkelanjutan,pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun