Aktivis di era kontemporer ini harus mempertimbangan serangkaian proses yang di sebutkan di atas, menurutnya. Beliau menambahkan, urutan tersebut dalam setiap post harus terselesaikan karena sifat nya fundamental yang akan membentuk kemandirian HMI. Selain itu, Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2023 mencapai 61,1%. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya sektor entrepreneur dalam menggerakkan perekonomian negara. Dengan mendidik kader HMI menjadi wirausaha yang tangguh, tidak hanya akan memperkuat basis ekonomi bangsa, tetapi juga membekali mereka dengan modal sosial dan finansial yang dibutuhkan untuk bersaing di dunia politik. Pengusaha yang sukses cenderung memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tantangan-tantangan ekonomi riil yang dihadapi oleh masyarakat. Hal ini bisa menjadi nilai tambah ketika mereka terjun ke dunia politik, karena mereka memiliki pengalaman langsung dalam menciptakan lapangan pekerjaan, membayar pajak, dan berurusan dengan regulasi pemerintah. Dengan latar belakang ini, pengusaha yang menjadi politisi memiliki sudut pandang yang berbeda dan lebihpragmatis dalam menyusun kebijakan publik yang pro-bisnis dan pro-rakyat. HMI memiliki peluang besar untuk mencetak generasi politisi baru yang memiliki dasar entrepreneur yang kuat. Dengan memanfaatkan pengalaman wirausaha sebagai fondasi karier politik, kader HMI akan memiliki keunggulan dalam menghadapi tantangan di panggung politik yang semakin kompleks. Jalur entrepreneur bukan hanya tentang menciptakan kekayaan pribadi, tetapi juga tentang menciptakan pengaruh yang lebih luas untuk membawa perubahan dimasyarakat. Dengan demikian, entrepreneur dan politik bukanlah dua hal yang terpisah, tetapi dua sisi dari koin yang sama dalam menciptakan pemimpin bangsa yang berintegritas dan visioner. Bang M. Firaldi akbar mengatakan di depan peserta LK 3 (Latihan Kader 3) dari sabang sampai merauke bahwa anak HMI harus mengenal diri sendiri dan memantapkan diri dalam kualitas nilai pribadi bahasa lain nya kita harus menetapkan harga untuk diri sendiri. Selain itu, harus mempunyai tujuan yang jelas dan konkrit.
Adapun secara pengklasifikasian beliau mengatakan bahwa sepengalaman beliau ada pola yang bisa diterapkan yang dampak nya konkrit yaitu konsep SMART. Yang dijabarkan sebagai :
S = Spesific
M = Measurable
A = Acheveble
R = Realistic
T = Timeline
5 Fundamental tersebutlah yang membuat suatu keputisan strategis dalam tujuan kita berkelanjutan,pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H