SANGGAHAN ATAS PERNYATAAN MENGENAI WILAYAH TERNATE BARATÂ
Dalam pemberitaan beredar yang telah dilansir pada tanggal 27 Desember 2024, Direktur Teknis Malut United, Asghar Saleh, menyampaikan sejumlah pernyataan terkait kebutuhan lahan untuk pembangunan training ground klub sepak bola Malut United. Pernyataan tersebut menyinggung potensi wilayah Ternate Barat, khususnya wilayah Kelurahan Sulamadaha, sebagai lokasi pembangunan fasilitas tersebut. Beberapa pernyataan dinilai merugikan dan kurang mendasar, sehingga perlu diberikan sanggahan berbasis data dan fakta.
KEADAAN GEOGRAFIS WILAYAH KECAMATAN TERNATE BARAT
Kecamatan Ternate Barat, yang mencakup beberapa kelurahan termasuk Kelurahan Sulamadaha, memiliki topografi yang bervariasi, mulai dari dataran rendah hingga perbukitan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Ternate, wilayah ini memiliki luas sekitar 41,76 km dengan mayoritas penggunaan lahan untuk pemukiman, perkebunan, dan kawasan konservasi. Kelurahan Sulamadaha sendiri dikenal sebagai salah satu kawasan yang strategis, terletak di lereng kaki Gunung Gamalama, namun juga dekat dengan pantai dan kawasan wisata.
Fakta penting lainnya:
- Wilayah Ternate Barat memiliki akses jalan yang baik dan terhubung langsung dengan pusat Kota Ternate.
- Infrastruktur pendukung, seperti listrik, air bersih, dan jaringan telekomunikasi, tersedia dengan cukup memadai untuk mendukung kegiatan pembangunan fasilitas olahraga.
- Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah daerah telah memfokuskan pembangunan di wilayah ini untuk meningkatkan potensi wisata dan olahraga.
Berdasarkan karakteristik ini, Ternate Barat sebenarnya memiliki potensi besar untuk pembangunan fasilitas olahraga tidak perlu diragukan kelayakannya.
KEADAAN IKLIM DAN GEOGRAFIS KELURAHAN SULAMADAHA
Kelurahan Sulamadaha memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi, rata-rata 2.000 hingga 3.000 mm per tahun. Suhu udara berkisar antara 24 derajat selsius hingga 31 derajat selsius (Celsius Degree), membuatnya ideal untuk berbagai aktivitas luar ruangan, termasuk olahraga.
Mengenai pernyataan bahwa wilayah ini rentan terhadap dampak erupsi Gunung Gamalama, perlu dicermati lebih lanjut:
- Gunung Gamalama adalah gunung berapi aktif yang terakhir kali mengalami erupsi signifikan pada tahun 2015. Berdasarkan catatan Badan Geologi, wilayah terdampak langsung dari erupsi biasanya adalah kawasan yang lebih dekat dengan puncak gunung, seperti daerah utara dan timur gunung.
- Kelurahan Sulamadaha berada di sisi barat daya Gunung Gamalama, dengan jarak yang cukup aman dari puncak. Berdasarkan analisis vulkanologi, abu vulkanik yang dihasilkan cenderung terbawa angin ke arah timur laut, sehingga dampaknya di Kelurahan Sulamadaha relatif minim.
- Infrastruktur di Kelurahan Sulamadaha telah dirancang untuk tahan terhadap risiko bencana alam, termasuk erupsi vulkanik dan gempa bumi. Tidak ada laporan signifikan mengenai kerusakan infrastruktur akibat erupsi di wilayah ini.
Pernyataan yang menyebutkan bahwa wilayah ini rentan terdampak erupsi tanpa didukung data yang valid cenderung menyesatkan dan dapat menimbulkan persepsi yang salah. Hal ini perlu diklarifikasi agar tidak merugikan citra Sulamadaha sebagai kawasan yang potensial.
SEJARAH ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DAN DAMPAKNYA DI KELURAHAN SULAMADAHA
Gunung Gamalama telah mengalami beberapa erupsi besar dalam sejarahnya, namun dampaknya terhadap wilayah Kelurahan Sulamadaha relatif kecil dibandingkan wilayah lain yang lebih dekat dengan puncak gunung. Berikut adalah beberapa catatan sejarah penting:
- Erupsi tahun 1775
Salah satu erupsi terbesar dalam sejarah Gunung Gamalama, namun catatan menunjukkan bahwa abu vulkanik terbawa angin ke arah utara.
- Erupsi tahun 1980
Dampaknya lebih signifikan di wilayah timur gunung. Kelurahan Sulamadaha hanya menerima hujan debu ringan yang tidak menyebabkan kerusakan berarti.
- Erupsi tahun 2011 dan 2015
Dalam kedua erupsi ini, wilayah Kelurahan Sulamadaha tetap aman dan tidak mengalami kerusakan infrastruktur atau gangguan besar.Â
Fakta ini menunjukkan bahwa Kelurahan Sulamadaha memiliki risiko yang rendah dari segi dampak erupsi Gunung Gamalama. Pernyataan bahwa wilayah ini "rentan" terhadap erupsi perlu dikaji ulang berdasarkan data yang lebih akurat.
KESIMPULAN DAN SANGGAHAN
Berdasarkan fakta geografis, iklim, dan sejarah erupsi Gunung Gamalama, pernyataan yang menyebutkan bahwa wilayah Ternate Barat, khususnya Kelurahan Sulamadaha, tidak representatif untuk pembangunan training ground karena rentan terhadap erupsi, tidak sepenuhnya benar. Data menunjukkan bahwa Kelurahan Sulamadaha adalah kawasan yang strategis, aman, dan potensial untuk pengembangan fasilitas olahraga.
Selain itu, pernyataan Direktur Teknis Malut United, Asgar Saleh, yang menyebutkan kesepakatan dengan warga masyarakat dan Pemuda Kelurahan Sulamadaha terkait pemanfaatan lapangan "Soa Raha" Sulamadaha untuk training ground juga tidak berdasar. Sejauh ini, tidak ada kesepakatan resmi yang tercapai antara kedua belah pihak, dan komunikasi yang dilakukan baru sebatas dialog awal. Nama Asghar Saleh sendiri belum pernah muncul dalam proses diskusi sebelumnya, sehingga pernyataan yang disampaikan melalui media perlu diluruskan.
Kami berharap klarifikasi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada publik dan mencegah kesalahpahaman lebih lanjut. Masyarakat Sulamadaha tetap terbuka untuk berdialog secara profesional demi mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan, tetapi hal ini harus didasarkan pada data yang valid dan komunikasi yang transparan. Pemberitaan yang tidak akurat hanya akan merusak hubungan antara pihak-pihak terkait dan menghambat potensi kerja sama yang sebenarnya bisa diwujudkan. "Ena ma cabu bato sima!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H