SEJARAH ERUPSI GUNUNG GAMALAMA DAN DAMPAKNYA DI KELURAHAN SULAMADAHA
Gunung Gamalama telah mengalami beberapa erupsi besar dalam sejarahnya, namun dampaknya terhadap wilayah Kelurahan Sulamadaha relatif kecil dibandingkan wilayah lain yang lebih dekat dengan puncak gunung. Berikut adalah beberapa catatan sejarah penting:
- Erupsi tahun 1775
Salah satu erupsi terbesar dalam sejarah Gunung Gamalama, namun catatan menunjukkan bahwa abu vulkanik terbawa angin ke arah utara.
- Erupsi tahun 1980
Dampaknya lebih signifikan di wilayah timur gunung. Kelurahan Sulamadaha hanya menerima hujan debu ringan yang tidak menyebabkan kerusakan berarti.
- Erupsi tahun 2011 dan 2015
Dalam kedua erupsi ini, wilayah Kelurahan Sulamadaha tetap aman dan tidak mengalami kerusakan infrastruktur atau gangguan besar.Â
Fakta ini menunjukkan bahwa Kelurahan Sulamadaha memiliki risiko yang rendah dari segi dampak erupsi Gunung Gamalama. Pernyataan bahwa wilayah ini "rentan" terhadap erupsi perlu dikaji ulang berdasarkan data yang lebih akurat.
KESIMPULAN DAN SANGGAHAN
Berdasarkan fakta geografis, iklim, dan sejarah erupsi Gunung Gamalama, pernyataan yang menyebutkan bahwa wilayah Ternate Barat, khususnya Kelurahan Sulamadaha, tidak representatif untuk pembangunan training ground karena rentan terhadap erupsi, tidak sepenuhnya benar. Data menunjukkan bahwa Kelurahan Sulamadaha adalah kawasan yang strategis, aman, dan potensial untuk pengembangan fasilitas olahraga.
Selain itu, pernyataan Direktur Teknis Malut United, Asgar Saleh, yang menyebutkan kesepakatan dengan warga masyarakat dan Pemuda Kelurahan Sulamadaha terkait pemanfaatan lapangan "Soa Raha" Sulamadaha untuk training ground juga tidak berdasar. Sejauh ini, tidak ada kesepakatan resmi yang tercapai antara kedua belah pihak, dan komunikasi yang dilakukan baru sebatas dialog awal. Nama Asghar Saleh sendiri belum pernah muncul dalam proses diskusi sebelumnya, sehingga pernyataan yang disampaikan melalui media perlu diluruskan.
Kami berharap klarifikasi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada publik dan mencegah kesalahpahaman lebih lanjut. Masyarakat Sulamadaha tetap terbuka untuk berdialog secara profesional demi mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan, tetapi hal ini harus didasarkan pada data yang valid dan komunikasi yang transparan. Pemberitaan yang tidak akurat hanya akan merusak hubungan antara pihak-pihak terkait dan menghambat potensi kerja sama yang sebenarnya bisa diwujudkan. "Ena ma cabu bato sima!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H