Arus ketidaksetujuan orang banyak itu, oleh Ahmad Yusuf dijadikan vitamin untuk menambah energi dalam berjuang.
"Tak setuju secara bersama, saya turut ke rumahnya masing-masing. Sampai tengah malam, di tengah mereka sedang tidur pulas, saya ketok pintunya untuk bisa berkomunikasi dan berdiskusi, soal masa depan Madrasatul 'Ulum ini," cerita Ahmad Yusuf suatu ketika.
Soal melunakkan yang keras menentang itu, Ahmad Yusuf tidak kehilangan akal. Baginya, hubungan baik ranah dan rantau, menjadi pertanda jalan lurus ini, akan menemui titik terangnya.
H. Toyo, satu dari sekian tokoh rantau asal Lubuak Pua yang punya andil dalam kemajuan dan pergerakan pesantren ini.
"Saya pernah diutus oleh Ahmad Yusuf ke Pekanbaru, menemui H. Toyo ini. Mengabarkan tentang kondisi dan langkah yang harus ditempuh dalam menghadapi semua gejolak ini," kata Ali bin Yusuf.
Pun dalam permainan politik, tak jarang pribadi Ahmad Yusuf pun sering berseberangan dengan kebanyakan sikap politik tokoh masyarakat Lubuak Pua itu sendiri.
Sepertinya, hal demikian sudah menjadi karakter dan cara dia bergaul di tengah masyarakat. Untuknya, berlainan sikap itu hanya sendiri dilakukan.
Dia tidak menyeret lembaga pendidikan dan Surau Pekuburan, untuk langkah politiknya dalam hidup bermasyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H