Mohon tunggu...
Tuanku Damanhuri
Tuanku Damanhuri Mohon Tunggu... Penulis - Padang Pariaman Bicara

Lakuang maninjau kalam manyigi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Lubuak Pua "Ampu Syaraknya" Balah Aie

24 November 2024   17:35 Diperbarui: 24 November 2024   17:51 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dia punya jaringan khusus dengan pintu kekuasaan Padang Pariaman. Mak Itam Kalingga pun sepakat dan setuju," kenang Ali bin Yusuf.

Namun, persetujuan Mak Itam Kalingga tak serta merta masyarakat Lubuak Pua ikut dan sesuai semuanya. Tetapi, semangat juang Ahmad Yusuf tak pernah mundur.

Komunikasinya tetap tak rusak hanya tidak seirama dalam memulai aktivitas pesantren tersebut, dengan seluruh tokoh masyarakat.

Ahmad Yusuf tetap komunikasi dengan tokoh-tokoh yang dianggap tidak setuju untuk hadirnya pesantren ini. "Hasil komunikasi tetap saja, lain di depan secara pertemuan formal, dan lain pula gaungnya keluar, setelah rapat atau pertemuan usai," kenang Ali bin Yusuf.

Ali bin Yusuf, salah seorang Walikorong di Nagari Balah Aie ini sering berhabis hari dan malam, sering kongko-kongko dengan Ahmad Yusuf dan Mak Itam Kalingga ini kala itu.

Ahmad Yusuf sepertinya memakai konsep "iyokan nan di awak, lalukan nan di urang". Artinya, setiap kali ada keinginan untuk pembaharuan, Ahmad Yusuf tak pernah absen untuk berkumpul bersama dengan masyarakat.

Termasuk "penolakan" dari Palo Mudo Mak Aciak, tetap dihadapi dengan komunikasi yang baik, sesuai irama yang dibawakan Ahmad Yusuf itu sendiri.

Menantang Arus

Hadirnya Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua, tentunya tidak semulus yang dilihat hari ini. Kini, pesantren yang berdiri di pinggiran Sungai Batang Mangoi ini, sudah menjadi rujukan masyarakat.

Kisah istiqamah dan komitmen kuat dari Ahmad Yusuf dan H. Zainuddin Tuanku Bagindo Basa, yang tak pernah lelah mengawal nilai-nilai di pesantren itu, penuh dengan gelombang pasang.

Terutama kisah Ahmad Yusuf yang penuh dengan perjuangan. Berjuang tanpa pamrih, ikhlas tanpa mengharapkan imbalan, selain dari kurnia dari Yang Maha Kuasa, Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun