Tambak ikan atau keramba di tepi Sungai Batang Mangoi pun dicetuskannya, dan terus berkembang hingga saat ini.
Jatuh bangun jelas ada. Sebab, yang namanya usaha punya tantangan tersendiri. Apalagi usaha di Sungai Batang Mangoi, sungai yang punya kisah panjang dalam peradaban masyarakat.
Tantangan dan jatuh bangun dalam berusaha, adalah dinamika yang dijalani Ahmad Yusuf dengan bersandarkan ke kaji.
Namun, Zainuddin tak pula terlalu jauh tahu soal usaha dan jaringan Ahmad Yusuf itu. Dia hanya mengajar sambil belajar, mengurus santri dan jemaah di Surau Pekuburan.
Yang diketahui Zainuddin, setiap kali ada usaha baru, ada pembaharuan untuk bangunan fisik pesantren, dia orang pertama yang diberitahu oleh Ahmad Yusuf.
Baru-baru ini ada rencana pembangunan asrama santriwati. Seminggu jelang dimulai, Ahmad Yusuf berunding dengan Zainuddin. Berdua saja.
Isi perundingan tentang asrama santriwati. Dibangun dua tingkat. Dah itu saja. Hebatnya, dalam tempo enam bulan, bangunan itu selesai dan langsung dimanfaatkan, karena santriwati sudah ada.
Tentu ini semua, karena jaringan Ahmad Yusuf dan para pengurus serta guru tuo yang ada di lingkungan Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua ini.
Salah satu jaringan itu, adalah Tuanku Afredison, Ketua DPC PKB Padang Pariaman dan Firdaus, Ketua PKB Sumbar. Kedua tokoh ini anggota dewan di Sumbar dan Padang Pariaman, menitipkan pokok pikirannya di rencana bangunan asrama santriwati itu. Alhamdulillah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI