Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya." (HR. Tirmidzi)
Hadist ini setidaknya membuat H. Zainuddin Tuanku Bagindo Basa beralih keinginan, dari melanjutkan pendidikan tinggi ke mengajar anak-anak mengaji di surau.
Cerita itu akhir tahun 1990. Zainuddin yang kini pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua, kala itu baru selesai tamat marapulai kaji di Lubuk Pandan.
Tamat marapulai kaji ini di pesantren lain disebut juga sebagai tamat kelas tujuh. Puncak dari ujian akhir selama setahun di surau, mengaji langsung tiap pagi dengan Syekh Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah, sang pemilik Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan.
Zainuddin, ulama tua belum muda terlampau ini sudah terkenal sebagai santri yang rajin. Tengah malam sering dan acap terjaga, melakukan ibadah dan menghafal kaji.
Tersebutlah oleh dia, bahwa proses belajarnya selama di Lubuk Pandan, banyak bersentuhan langsung dengan guru tuonya, H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi dan Ahmad Saufi.
Apa yang akan dilakukan Zainuddin, restu dan keikhlasan guru tuo, sangat penting dan perlu. Dia tidak akan melanjutkan kegiatan atau keinginannya, selama guru tuo belum merestuinya.
Suatu ketika, guru tuo Zainuddin, Ahmad Yusuf sudah pindah tinggal dari Surau Kapalo Sawah ke Surau Lubuak Pauah, tapi masih dalam Nagari Lubuk Pandan.
Sebagian kawan Zainuddin ikut juga pindah. Tapi pindah tempat belajar. Sementara, tidur malam masih di Kampung Suduik. Zainuddin karena tak punya kendaraan, tak kuat untuk ikut mengaji dengan guru tuonya Ahmad Yusuf ini.
"Ndak kuat berjalan bolak balik dari asrama ini ke Surau Lubuak Pauah. Kawan lain ialah ada motor untuk berulang, awak tak ada kendaraan," kisah Zainuddin, Senin 28 Oktober 2024.