Komunikasi persahabatan, perkawanan serta satu keluarga besar, Madrasatul 'Ulum, murid dari Syekh Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah.
Pada Senin 9 September 2024 lalu, Ahmad Yusuf wafat. Wafat di sebuah rumah sakit di Pariaman. Saya tertegun ketika dapat kabar itu.
Saya sedang dalam perjalanan tugas dari Meulaboh, Aceh Barat ke Banda Aceh. Di atas mobil yang cukup melaju kencang, HP saya berdenyut, tertera Marulis Tuanku Mudo yang menelpon.
Saya angkat, tak terdengar suaranya. Maklum, saya tengah melewati jalanan yang kiri kanannya banyak rimba. Berkali-kali pimpinan Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan ini mengontak saya, tetap saja tak nyambung alias tidak terdengar suara dia.
Karena keseringan nelpon, mobil pun tiba di sebuah pasar di Aceh itu, saya telpon balik Marulis Tuanku Mudo.
"Dima tuanku," tanya Marulis Tuanku Mudo dibalik genggaman telpon. "Ambo di Aceh, Buya. H. Ahmad Yusuf lah dahulu".
Innalillahi wa innailaihi rajiun. Komunikasi saya dan Marulis Tuanku Mudo pun dihentikan.Â
Lalu kawan saya lima orang di atas mobil itu, saling bertanya tentang kabar duka yang barusan saya terima, Senin siang menjelang sore itu.
Saya buka HP, ternyata foto Ahmad Yusuf Tuanku Sidi masih ada di HP saya. Foto terakhir dia barangkali, dikirim oleh Titip Elyas Tuanku Sulaiman, guru tuo di Lubuak Pua.
Foto yang mengisahkan rapat tentang banyak hal di Lubuak Pua. Seminggu jelang Ahmad Yusuf wafat, kira-kira foto itu.
Lewat foto itu pula saya tulis kabar di jejaring media sosial. Sebentar saja, status itu dapat sambutan dan kiriman doa buat pimpinan Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua ini.