Selesai mereka mendoa, langsung berpindah ke dalam ruang sebelah tadi. Teh talue masih ada, tapi sudah hampir habis.
Selaku pimpinan Syattariyah di Padang Pariaman, aktif di Jakarta, yang dilantik tiga tahun yang lalu di masjid itu oleh Ismed Ismael Tuanku Mudo, Ali Bakri Tuanku Khalifah melontarkan gagasannya.
Gagasan dan rencana mendirikan "Imam Besar" di Masjid Syekh Madinah dan Masjid Agung Syekh Burhanuddin Ulakan.
Kenapa! Jabatan itu penting. Dengan jabatan itu pula agaknya, nama besar kedua masjid jadi kokoh dan kuat.
Ali Bakri Tuanku Khalifah yang alumni Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan ini ingin aktivitas masjid hidup. Dan itu sudah dilakukannya di Masjid Syekh Madinah.
Masjidnya bersih, karena memang didudukkan petugas kebersihan. Ke tempat wudhuk disediakan sandal, aktif berkegiatan wirid pengajian mingguan, bulanan dan harian.
Imam Besar ini tak mesti dari ulama sini. Bisa dari luar, tergantung kesepakatan bersama. Ali Bakri Tuanku Khalifah punya nama, yakni Prof Duski Samad Tuanku Mudo akan dijadikannya Imam Besar Masjid Syekh Madinah.
Dengan adanya Imam Besar di dua masjid yang menegakkan nama besar Syekh Burhanuddin dan Syekh Madinah ini, setidaknya pengembangan ajaran dan kaji beliau bisa terpatri dengan baik dan benar.
Aktif kegiatan ibadahnya, pun aktif kegiatan sosial keagamaan dan kemasyarakatan. Sehingga roh masjid yang komitmen dengan ahlussunah waljamaah tetap kuat dan berkembang dengan banyak kegiatan yang dipusatkan di masjid tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H