Mohon tunggu...
Tuanku Damanhuri
Tuanku Damanhuri Mohon Tunggu... Penulis - Padang Pariaman Bicara

Lakuang maninjau kalam manyigi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Al-Wasilah ke Madinah Setelah Tuntas Melakukan Ibadah Umrah

2 Mei 2024   08:07 Diperbarui: 2 Mei 2024   08:08 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu beda dengan jemaah Al-Wasilah ini. Jemaah ini sebelum ke Mekkah, berkali-kali diajarkan tentang umrah.

Mereka dilatih dengan puluhan kali pertemuan, membahas, mengkaji umrah secara syar'i.

Kata akhir, semoga umrahnya mabrur dan mabrurah tidak sekedar pengharapan, tetapi terpatri dari ritual ibadah selama di tanah suci itu sendiri.

Tingginya dan banyaknya nilai ibadah di Ka'bah dan Masjidil Haram, tentu tidak untuk meniadakan ibadah selepas umrah.

Tetapi sebaliknya. Seseorang yang ibadah umrahnya mabrur ditandai dengan meningkatnya ibadah serta kesalehan diri dan sosialnya setelah umrah.

Mekkah adalah kota peradaban Islam. Jauh dari tanah air, membutuhkan materi yang tidak sedikit, juga butuh kekuatan lahir batin untuk bisa sampai ke tanah kelahiran Nabi Muhammad Saw itu.

Semua umat muslim yang melakukan umrah terlihat sama. Tidak ada bedanya umrah orang kaya dengan yang miskin, tidak pula berbeda antara jemaah dengan pembimbingnya.

Semua sama. Hanya hati dan keikhlasan masing-masing jemaah yang diketahui oleh Allah SWT.

Mungkin se ikhlas Nabi Ismail ketika hendak disembelih oleh ayahnya Nabi Ibrahim, se ikhlas Adam dan Hawa yang bertemu di Jabal Rahmah, ketika di musim yang lama dan panjang dipisahkan oleh cinta dan kasih sayang mereka.

Bisa pula se ikhlas perjuangan Nabi Muhammad Saw dalam menaklukkan Mekkah itu sendiri. Mekkah terkenal keras. Sulit dan amat terasa sulit masuknya cahaya Islam ke umat ketika Nabi Muhammad Saw hadir membawa pesan wahyu kala itu.

Namun, sekeras itu perjuangan Nabi Muhammad Saw, dia tidak pernah merasa lelah dan letih. Berhadapan dengan kafir Quraisy, dengan keluarga sendiri yang kafir, Nabi Muhammad Saw bersama para sahabat, terus menyebarkan agama Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun