Mohon tunggu...
Tuanku Damanhuri
Tuanku Damanhuri Mohon Tunggu... Penulis - Padang Pariaman Bicara

Lakuang maninjau kalam manyigi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Cerita Banjir Ulakan yang Tidak Berkesudahan

19 April 2024   11:21 Diperbarui: 19 April 2024   11:30 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungai Batang Ulakan dan cerita banjir tiap sebentar di sejumlah perkampungan, di bagian ujung sungai itu, sepertinya mantap untuk ditelusuri.

Memang sekarang sedang tidak terjadi banjir di Ulakan. Namun, kisah dan cerita sedih dari banjir selalu menjadi pembicaraan banyak orang di kampung itu.

Terutama di Koto Panjang, Tanjung Medan, Kampung Galapuang. Akhir-akhir ini, setiap hari hujan masyarakat di situ pada rusuh dan galau.

Tak mesti hujan lebat, rinai saja tiba, masyarakat sudah harus bersiap-siap untuk menyelematkan pekakas rumahnya.

Selasa, 16 April 2024 di Kampung Galapuang. Kami bersua dan memang sengaja bertemu dengan Irmanto, seorang sumando di Koto Panjang dan Imanatul Khaira, mantan Walikorong Karamat Jaya, Nagari Manggopoh Ulakan.

Dalam hitungan mereka, sedikitnya 14 kali banjir dalam setahun. Artinya, setiap kali musim hujan, banjir menggenangi sejumlah kampung dan pemukiman masyarakat.

Banjir yang bermula dari luapan Sungai Batang Ulakan ini, sepertinya sudah menjadi langganan masyarakat.

"Saat banjir besar, di Koto Panjang dan bagian bawahnya air bisa setinggi leher orang dewasa dalam rumah," kata Imanatul Khaira, mantan Caleg DPRD Padang Pariaman ini.

Nah, peristiwa ini kerap dan sering menerjang pemukiman penduduk. Tak pelak lagi, semua peralatan rumah tangga, bahkan rumah itu sendiri cepat punah.

Diperkirakan, setiap rumah tangga yang dipenuhi banjir, mengalami kerugian berpuluh-puluh juta. Anehnya, banjir seperti dipelihara oleh pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun