Pleno KPU Padang Pariaman menetapkan jumlah perolehan suara partai politik, DPD RI dan Capres Cawapres hasil Pemilu 14 Februari lalu.
PAN keluar sebagai partai pemenang di daerah itu. Partai pimpinan Suhatri Bur di Padang Pariaman ini meraih 35.919 suara.
Setelah PAN, Gerindra juga jadi partai pemenang dengan perolehan 26.042 suara, dan dibawahnya PKB juga mampu menjadi partai papan atas di Padang Pariaman lewat perolehan 25.308 suara.
Lewat suara sebanyak itu, PAN masih bertahan dengan tujuh kursi periode lima tahun mendatang. Sedangkan Gerindra menurun, dari tujuh menjadi lima kursi.
Sementara, PKB dinilai partai yang cukup signifikan naiknya. Lewat suara sebanyak itu, partai pimpinan Gus Muhaimin Iskandar ini meraih lima kursi di DPRD Padang Pariaman.
Cita-cita dan target PKB dalam Pemilu yang ingin meraih kursi pimpinan, berhasil. Sebagai peringkat ketiga perolehan suara, PKB masuk dalam komposisi pimpinan DPRD Padang Pariaman periode lima tahun mendatang.
Pun perolehan suara Ketua DPC PKB Padang Pariaman Tuanku Afredison melonjak tajam, bila dibandingkan dengan Pemilu 2019 silam.
Lebih 100 persen lonjakan suara Ketua Komisi II DPRD Padang Pariaman ini, sehingga namanya pun melambung tinggi sebagai politisi yang berangkat dari surau, dinilai cukup berhasil dengan baik.
Sebagai Ketua DPC PKB, Afredison dinilai mampu memberikan yang terbaik. Kursi bertambah, perolehan suara meningkat, dan sepertinya PKB semakin dilirik oleh masyarakat daerah ini.
Siapa yang akan jadi pimpinan dari unsur PKB? Setidaknya, kelima anggota dewan hasil Pemilu itu punya kesempatan untuk duduk di kursi Wakil Ketua DPRD Padang Pariaman.
Bagi Afredison dan seluruh pengurus PKB, hasil Pemilu ini adalah sebuah keberkahan lewat perjuangan yang gigih tentunya.
Dua dari lima kursi PKB periode lima tahun mendatang itu diduduki oleh anggota yang masuk tiga periode di dewan, yakni Hasan Basri dan Syafrinaldi.
Tentu dari segi senioritas, dua politisi PKB ini punya peluang yang besar untuk bisa mendapatkan kursi pimpinan dewan tersebut.
Namun, itu tidak pula serta merta. Afredison selaku Ketua DPC PKB, punya kewenangan tersendiri. Setidaknya, rekomendasi untuk itu dilahirkan setelah adanya rapat pleno pengurus PKB daerah ini.
Dari sepucuk surat DPC PKB itulah DPP PKB memberikan surat keputusan yang menunjuk seorang kader untuk dijadikan pimpinan dewan.
Jalan berliku, perjuangan yang panjang dan gigih, setidaknya PKB Padang Pariaman saat ini sudah bisa dengan kepala tegak.
Buah manis hari ini, merupakan garis kerja keras masa lalu. Afredison masuk PKB sejak awal partai ini ada.
Dia mulai jadi pengurus PKB dari Ketua PAC di Kecamatan Padang Sago, lalu Sekretaris DPC DPC dan Ketua DPC mengantarkan dia bisa melahirkan PKB masuk tiga besar di daerah ini.
Alumni Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan kelahiran Koto Baru, Padang Sago 1973 ini memang punya trah politik dari surau.
Gemar berorganisasi, adalah naluri politiknya yang mampu mempersembahkan yang terbaik dalam memimpin partai.
Pernah jadi Ketua Bamus Nagari Koto Baru, setidaknya jadi bekal membuat dia agresif di dewan. Di kalangan ulama dan generasi surau lintas pesantren, Afredison salah seorang pendiri Yayasan Jamiyatur Ruhama'.
Organisasi aktif menggerakkan dialog dan diskusi terkait isu terkini, dan juga salah seorang pendiri Ikatan Guru Mengaji (IGM) Padang Pariaman tahun 2002 silam.
Sehingga Fraksi PKB DPRD Padang Pariaman tak pernah lepas dari dia. Dia juga Ketua Komisi II di DPRD Padang Pariaman.
Artinya, talenta politik Afredison dinilai pantas dan patut untuk diajukan jadi pimpinan dewan periode lima tahun mendatang, sesuai perjalanan PKB itu yang masuk tiga besar dalam perolehan suara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H