Musliardi Tanjung yang populer di medsosnya Edi Binu El Rumbio ini, pernah mengaji dulunya di Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan tahun 1990 an.
Jemaah diminta memilih makan nasi atau makan sate, terserah sesuai ketersediaan perut yang akan menerimanya.
Musliardi Tanjung yang asli Toboh Binu, Nagari Lurah Ampalu dan semenda di Ambung Kapur Sungai Sariak ini termasuk perantau sukses, meniti usaha sejak awal merantau di Tanah Rencong itu.
Kemudian H. Marjuli Piliang, pemilik Ketageh Coffee di Aceh Tamiang. Rombongan tiba di tempat perantau asal Padang Sago ini menjelang tengah malam.
Dengan sabarnya H. Marjuli Piliang bersama sejumlah rekannya menunggu rombongan, yang sedikit telat dari jadwal semula.
Segala menu yang terhidang, tak menunggu lama di atas meja. Waktu sebentar, semuanya habis.
Minuman silakan dipesan sesuai selera, dan sesuai pula ketersediaan yang ada di Katageh Coffee.
Dengan demikian, jemaah yang melakukan ziarah ini telah Membangun hubungan kuat antara ranah dan rantau.
Cerita dan sejarah keluarga pun terbuka dengan baik. Awalnya tak kenal, akhirnya ada hubungan rupanya.
Ya, seperti hubungan ipar besan, andan pasumandan, dunsanak, karib kerabat serta sesama muslim, yang dituntut untuk saling tolong menolong.
Apalagi Piaman. Anak nagari di Piaman cenderung merantau sejak saisuak. Tak heran, dimana pun daerah rantau, pasti ada orang Piaman. (