Mohon tunggu...
Tuanku Damanhuri
Tuanku Damanhuri Mohon Tunggu... Penulis - Padang Pariaman Bicara

Lakuang maninjau kalam manyigi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelajaran Penting dari Pengabadian Nama Korban Tsunami Aceh

13 Januari 2024   07:47 Diperbarui: 13 Januari 2024   07:48 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jemaah Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah Padang Pariaman foto bersama di depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. (foto dokpri)

Tapi, oleh pemerintah kemudian tentunya di data, dan namanya diabadikan. Mereka diabadikan sebagai syahid akhirat.

Terhadap ini, pemerintah patut diberikan apresiasi. Menjadikan sebuah peristiwa sebagai kisah tersendiri. Kisah yang abadi sepanjang masa, karena situs itu dirawat dengan baik.

Padang Pariaman pernah mengalami musibah besar pula. Memang tak sedahsyat tsunami Aceh. Tapi gempa besar 2009, ikut merenggut ratusan nyawa.

Namun, nama mereka yang gugur akibat amukan gempa itu tak diabadikan. Tak ada sebuah situs pun yang mengabadikan korban gempa Cumanak, Tandikek itu.

Sepertinya, penting pembelajaran soal ini. Soal pengabadian nama-nama yang korban akibat musibah.

Pengabadian nama-nama korban serta catatan dan cerita musibah, setidaknya memberikan nilai sejarah tersendiri dalam introspeksi diri.

Evaluasi diri untuk perubahan dan perbaikan, mengingat Allah SWT, bahwa hidup dan kehidupan berjalan atas kuasa Tuhan.

Penting untuk mendalami kajian tauhid dan tasawuf, agar paham kita tidak sesat dan menyesatkan di tengah masyarakat.

Dari kajian dua hal inilah yang membentuk kesalehan dan ketinggian adab. Adab sesama makhluk Tuhan, adab makhluk kepada Tuhan.

Maupun adat sebagai dan antar keyakinan dan keagamaan yang ada di muka bumi ini. Nilai luhur inilah yang menjadi sprit Syekh Abdurrauf as-Singkili atau Syiah Kuala yang dikembangkan oleh Syekh Burhanuddin Ulakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun