Mohon tunggu...
Tuanku Damanhuri
Tuanku Damanhuri Mohon Tunggu... Penulis - Padang Pariaman Bicara

Lakuang maninjau kalam manyigi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Menyambungkan Shatariyah dari Syekh Burhanuddin ke Syekh Abdurrauf

9 Januari 2024   06:38 Diperbarui: 9 Januari 2024   06:48 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah Padang Pariaman di Ulakan, makan Syekh Burhanuddin. (foto dokpri)

Dari makan Tuanku Bagindo Lubuak Pua, Senin 8 Januari 2024 rombongan menziarahi Ulakan, sebelum bertolak ke Barus, Tapanuli Tengah dan Banda Aceh.

Ya, rombongan yang tergabung dalam Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah Padang Pariaman, dibawah Pimpinan Amrizal Tuanku Sutan, Buya Bustanul Arifin Khatib Bandaro dan Nursyamsu alias Bujang.

Sebelum ke Syekh Abdurrauf di Aceh, rombongan ziarah dulu ke Syekh Burhanuddin. Murid langsung Syekh Abdurrauf yang terkenal dengan islamisasi di Minangkabau.

Meskipun sebelum Syekh Burhanuddin sudah ada ulama yang menyebarkan Islam di tanah Minang, tapi pola halaqah di surau yang dilancarkan Syekh Burhanuddin, lebih semarak dan lebih menyebar.

Media Shatariyah yang diajarkan Syekh Burhanuddin, menjadi sambutan luas oleh masyarakat.

Syekh Burhanuddin Ulakan lahir tahun 1646 di Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman - meninggal 20 Juni 1704 pada umur 58 tahun. 

Dia adalah ulama yang berpengaruh di daerah Minangkabau, merupakan ulama sufi (mursyid) pengamal Tarekat Shatariyah.

Bermakam di Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis. Syekh Burhanuddin dinilai punya magnet tersendiri. Tak heran makamnya jadi pusat ziarah sepanjang masa.

Peringatan haul Syekh Burhanuddin digelar tiap tahun. "Basafa" dinamakan. Tepatnya di bulan Syafar.

Dari berbagai kampung di Minangkabau dan luar daerah, saat Basafa datang ke Ulakan.

Basafa juga disebut sebagai muktamar kaum Shatariyah. Tentu bagian dari kelanjutan tradisi dan pengajian yang diwarisi langsung dari Syekh Burhanuddin.

Heri Firmansyah Tuanku Khalifah menyebutkan, bahwa Basafa tidak diatur, tetapi sudah teratur sejak dulunya.

Makanya, dalam momen Basafa itu, beragam wirid dilakukan, sesuai yang diajarkan gurunya jemaah, atau pemimpinnya saat Basafa.

Heri Firmansyah Tuanku Khalifah ini adalah Khalifah ke XV Syekh Burhanuddin. 

Bujang menyebutkan, bahwa wirid ziarah yang dimulai dari Tuanku Bagindo Lubuak Pua terus ke Aceh, tetap ke Syekh Burhanuddin dulunya.

Ini merupakan warih bajawek, pusako batarimo dari Tuanku Bagindo Lubuak Pua dulunya.

Di VII Koto lama, Tuanku Bagindo Lubuak Pua tidak asing lagi. Seorang ulama besar yang menjadi niniak mamak, suluah bendang di tengah masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun