Mohon tunggu...
Tuanku Damanhuri
Tuanku Damanhuri Mohon Tunggu... Penulis - Padang Pariaman Bicara

Lakuang maninjau kalam manyigi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Membaca Keunikan Madrasatul 'Ulum

5 Januari 2024   20:34 Diperbarui: 5 Januari 2024   20:40 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Organisasi mengajarkan betapa penting sebuah manajemen. Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan yang didirikan oleh Buya sebagai kelanjutan dari Surau Kapalo Sawah, adalah lembaga pendidikan yang mengkolaborasikan halaqah dengan madrasah.

Madrasatul 'Ulum adalah surau. Tapi orang luar menyebutnya madrasah. Kenapa! Mungkin Madrasatul 'Ulum tidak sehebat pesantren berbasis surau lainnya, seperti Surau Mato Aie, Surau Ujung Gunung, Surau Kalampaian Ampalu Tinggi dan surau lainnya.

Di Madrasatul 'Ulum lebih pada pengajian santri dan santriwati. Pengajian yang mengumpulkan jemaah banyak, nyaris tak bersua di Lubuk Pandan ini, kecuali peringatan Israk Mi'raj, baru ada jemaah banyak yang bawa oleh sejumlah alumni yang aktif berhalaqah di berbagai surau.

Ada sebagian jemaah yang menetap di Surau Lubuk Pandan, tapi tak banyak. Itu saat jemaah berkeinginan "sembahyang empat puluh hari".

Tak tertentu waktunya. Kapan ada jemaahnya saja. Sebab, sudah terbiasa dan tak pernah tinggal ritual shalat berjemaah di Surau Lubuk Pandan itu.

Makanya, jemaah datang dari luar daerah, terserah kapan maunya saja. Dan itu pula sebabnya, ketika ada momen ziarah santri bersama Buya, tak banyak jemaah yang ikut.

Sedikit. Itupun dari keluarga Buya. Dan kondisi tradisi halaqah dan madrasah ini terus berlanjut sepeninggal Buya.

Sekilas, Surau Lubuk Pandan atau Madrasatul 'Ulum sejak berdirinya telah mengadopsi nilai-nilai pembaharuan.

Meskipun Buya tak lepas dari pakaian kebesarannya, sarung dan peci putih yang dililit dengan serban, tapi santri dan alumni pakai celana dengan kemeja, tak dipersoalkan.

Malah ketika pertemuan alumni, kegiatan Israk Mi'raj, sebagian besar alumni Madrasatul 'Ulum pakai celana panjang biasa. Tak banyak yang pakai sarung, seperti di surau lain misalnya.

Ada sih, tapi masih sebagian kecil. Lewat halaqah dan madrasah ini pula, agaknya Buya lebih pada penanaman pola pendidikan langsung pada potensi santri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun