Mohon tunggu...
Tuanku Muksalmina
Tuanku Muksalmina Mohon Tunggu... Sales - Pebisnis

Penikmat Kopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meugang, Tradisi Aceh Menyambut Momen Suci

12 Februari 2023   09:54 Diperbarui: 12 Februari 2023   10:04 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pasar yang menjual daging sapi atau kerbau di Aceh saat meugang. Foto: goodnewsfromindonesia.id

PERAYAAN Idulfitri 1439 Hijriah baru saja usai berlalu. Umat Muslim Indonesia kini banyak yang mulai berbondong-bondong balik ke tempat aktivitasnya masing-masing usai mudik melepas rindu di kampung halaman. Tak terkecuali di Aceh.

Pada akhir bulan Ramadan yang lalu, tepatnya dua hari jelang hari raya Idulfitri, ada tradisi yang saban tahun tak pernah dilewatkan oleh orang Aceh. Baik yang berada di Aceh maupun di pelbagai pelosok tanah air dan juga di luar negeri. Tradisi itu dinamakan meugang. Prosesi menyantap daging bagi setiap orang Aceh bersama keluarga. Jika pun ada yang tak sempat menikmatinya bersama keluarga, maka biasanya akan dilangsungkan bersama komunitas atau paguyuban di masing-masing tempat perantauan.

Lazimnya, daging meugang yang dihidangkan adalah daging sapi atau pun kerbau. Namun demikian, ada juga yang menggantinya dengan daging ayam atau pun itik. Biasanya ini dilakukan oleh mereka yang ekonominya terbatas.

Tradisi meugang secara rutin dilaksanakan masyarakat Aceh dua hari jelang memasuki hari suci umat Islam. Mulai dari pra-bulan suci Ramadan, Idulfitri, maupun Iduladha.

Harga yang per kilogramnya akhir-akhir ini tembus Rp. 150.000 tak jadi persoalan. (Di tempat penulis sendiri harganya bahkan mencapai Rp. 180. 000 per Kg.) Biarpun secara ekonomi ini agak memberatkan bagi sebagian orang Aceh. Tapi nyaris tak ada protes yang menyedot perhatian. Karena ada nilai budaya tertentu yang terselip di baliknya. Sebab ini menjadi ajang uji kemampuan bagi seorang lelaki yang telah dewasa untuk menafkahi keluarganya.

Meugang menjadi momen unjuk diri bagi lelaki dalam mencari rezeki. Tingkat ekonomi pun diukur. Ada yang mampu membeli daging sapi atau kerbau (sering kedua mamalia ini yang berada di urutan teratas daging meugang di Aceh). Atau cuma sebatas pada daging unggas: ayam atau bebek. Di sinilah letak indikatornya.

Tak heran, bagi laki-laki Aceh yang paham akan makna yang terkandung dalam memenuhi kebutuhan meugang, akan sangat malu jika tak mampu membeli minimal 1 Kg daging sapi atau kerbau bagi keluarganya.

Bahkan jika memungkinkan, orangtua dan mertua juga ikut menerima paling kurang 1 Kg. Jadi 3 Kilogram daging sapi atau kerbau angka yang sudah sangat minimalis bagi seorang lelaki untuk wajib disediakan. Demikianlah pentingnya meugang bagi orang Aceh. Khususnya kaum adam.

Sebagai tradisi yang telah turun-temurun, asal mula meugang memang belum ada dokumen tertulis yang kongkret menelisik tentang hal ini.

Ada riwayat yang menyebutkan sejak masa Sultan Iskandar Muda (w. 27 Desember 1636 M). Ada pula narasi versi lain. Namun yang pasti, tradisi meugang sudah berlangsung sejak masa Sultan-sultan pendahulu Kesultanan Aceh Darussalam (1496--1903 M). Yang hingga kini masih terpelihara tradisinya dalam masyarakat Aceh.

Oleh karena itu, beruntunglah bagi setiap orang Aceh yang berkesempatan menikmati hidangan meugang bersama keluarganya. Karena ini merupakan momentum mempererat hubungan keluarga dalam kebersamaan saat menyantap daging meugang. Jarang-jarang dilaksanakan.

Selain itu, tradisi ini merupakan wujud suka-cita orang Aceh dalam menyambut hari suci. Maka pantaslah orang Aceh bergembira dan bersyukur saat hari meugang tiba. Sebab tak lama kemudian, hari suci pun sudah siap untuk disambut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun