Mohon tunggu...
Nyonya Besar
Nyonya Besar Mohon Tunggu... Lainnya - Akun Verified

Sering marah, tapi gak suka marah, hobinya masak, padahal gak bisa juga, senang kalau menang di debat kusir, sering juga mikir yang gak penting-penting, trus marah-marah, gak bisa berhenti makan (saya hanyalah wanita biasa), bahagia saat nonton drama korea sambil nangis sesegukan, tidak punya bakat olahraga tapi kecanduan badminton dan voli. Pengennya suka nulis, tapi malas baca, malas tidur, lebih malas lagi kalau bangun, lemah hati tapi bohong demi imej.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

4 Pertanyaan untuk Dongeng Cerita Telaga Bidadari Versi 3

14 April 2020   20:45 Diperbarui: 14 April 2020   20:43 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Selalu ada sebab untuk suatu akibat. Mengapa ini, mengapa itu? Sudah baca cerita telaga bidadari versi 3? Disini saya bagikan ulang link cerita Telaga Bidadari versi 3. Berikut adalah 4 pertanyaan untuk dongeng cerita Telaga Bidadari versi 3 tersebut:

(1) Sebenarnya pada awalnya mengapa sampai ada dongeng di dunia ini?

Ini sebenarnya hanya hukum ekonomi saja, dimana ada permintaan, pasti ada suplai. Dongeng ada karena ada yang mau mendengarkan. Dongeng adalah cerita dan manusia selalu mencari cerita. Cerita secara evolusi telah membantu manusia bertahan hidup. Melalui cerita, kita tidak perlu menjalani suatu ancaman hidup secara langsung. 

Contohnya pada kejadian kecelakaan di jalan raya, kita tertarik mengetahui bagaimana bisa terjadi, bagaimana kondisi pengemudi, dan bagaimana cara menghadapinya. Semua info tersebut dianggap otak akan bermanfaat di suatu hari nanti.

(2) Mengapa dongeng bisa rasanya menyenangkan, seru, sedih, seram?

Sebenarnya tidak semua cerita dongeng menyenangkan. Cerita yang menyenangkan hanya cerita yang bisa mencuri perhatian pendengarnya. Cerita yang bisa mencuri perhatian biasanya yang berisi lebih dari 1 orang, yang menceritakan hubungan keduanya, misalnya orang tua dan anak, lelaki dan perempuan, si kaya dan si miskin, orang baik dan orang keji dan selanjutnya. 

Tidak itu saja, cerita tersebut juga harus mirip dengan suasana kehidupan pendengarnya. Semua perasaan yang timbul, diakibatkan oleh hormon di dalam otak kita. Iya.. otak, walau kadang sakitnya di hati.

(3) Mengapa dongeng dijadikan penyampai nasehat sih ya?

Di dalam cerita biasanya diselipkan suatu pesan moral atau nasehat. Umumnya nasehat baik agar pendengarnya menjadi orang yang lebih baik. Sudah tahu kan bahwa cerita dongeng merupakan dasar pembuatan iklan suatu produk. 

Sama halnya dengan iklan, pemirsa yang melihat iklan diharapkan akan tergerak untuk melakukan "suatu tindakan", misalnya membeli barang, atau melakukan donasi. 

Kok bisa? Ya itu tadi, semua karena hormon-hormon tadi yang berenang di otak kita. Hormon oksitosin dikaitkan dengan empati, dengan rasa keibuan, koneksi antar manusia. Hormon testosteron dihubungkan dengan keberanian, ketegasan. 

Dopamin berhubungan dengan rasa kepuasan, rasa bahagia. Bukan hal yang pasti bahwa nasehat di dalam cerita akan tertanam di pikiran semua pendengarnya, hanya buat sebagian saja. Yah, namanya juga usaha kan?!

(4) Mengapa dongeng telaga beidadari yang diubah?

Dongeng telaga bidadari yang versi terdahulu (baik versi Jawa maupun Kalimantan) menyiratkan pesan moral bahwa mencuri tidak baik, bahwa sebaik-baiknya seseorang menyembunyikan kesalahannya, akhirnya akan terbongkar dan ia akan menderita karena perbuatannya. 

Ada pesan lain yang bisa tersirat, bahwa seseorang boleh melakukan segala cara, seperti mencuri dan berbohong, untuk mendapatkan sesuatu dan bahkan sebelum ia mendapatkan hukumannya, ia masih bisa hidup bahagia seperti tidak ada salah sama sekali. Jadi dengan dasar ada kemungkinan salah pesan tadi, saya mengubah cerita telaga bidadari. 

Pesan yang ingin disampaikan bahwa orang baik akan mendapatkan kebaikan, bahwa kebaikan tidak perlu dipamerkan. Bahwa terkadang perlu pengorbanan untuk sesuatu yang kita inginkan. Perlu waktu 3 hari bagi saya untuk mengubah jalan cerita telaga bidadari. Bagaimana dengan Anda? Berani mencoba?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun