Selalu ada sebab untuk suatu akibat. Mengapa ini, mengapa itu? Sudah baca cerita telaga bidadari versi 3? Disini saya bagikan ulang link cerita Telaga Bidadari versi 3. Berikut adalah 4 pertanyaan untuk dongeng cerita Telaga Bidadari versi 3 tersebut:
(1) Sebenarnya pada awalnya mengapa sampai ada dongeng di dunia ini?
Ini sebenarnya hanya hukum ekonomi saja, dimana ada permintaan, pasti ada suplai. Dongeng ada karena ada yang mau mendengarkan. Dongeng adalah cerita dan manusia selalu mencari cerita. Cerita secara evolusi telah membantu manusia bertahan hidup. Melalui cerita, kita tidak perlu menjalani suatu ancaman hidup secara langsung.Â
Contohnya pada kejadian kecelakaan di jalan raya, kita tertarik mengetahui bagaimana bisa terjadi, bagaimana kondisi pengemudi, dan bagaimana cara menghadapinya. Semua info tersebut dianggap otak akan bermanfaat di suatu hari nanti.
(2) Mengapa dongeng bisa rasanya menyenangkan, seru, sedih, seram?
Sebenarnya tidak semua cerita dongeng menyenangkan. Cerita yang menyenangkan hanya cerita yang bisa mencuri perhatian pendengarnya. Cerita yang bisa mencuri perhatian biasanya yang berisi lebih dari 1 orang, yang menceritakan hubungan keduanya, misalnya orang tua dan anak, lelaki dan perempuan, si kaya dan si miskin, orang baik dan orang keji dan selanjutnya.Â
Tidak itu saja, cerita tersebut juga harus mirip dengan suasana kehidupan pendengarnya. Semua perasaan yang timbul, diakibatkan oleh hormon di dalam otak kita. Iya.. otak, walau kadang sakitnya di hati.
(3) Mengapa dongeng dijadikan penyampai nasehat sih ya?
Di dalam cerita biasanya diselipkan suatu pesan moral atau nasehat. Umumnya nasehat baik agar pendengarnya menjadi orang yang lebih baik. Sudah tahu kan bahwa cerita dongeng merupakan dasar pembuatan iklan suatu produk.Â
Sama halnya dengan iklan, pemirsa yang melihat iklan diharapkan akan tergerak untuk melakukan "suatu tindakan", misalnya membeli barang, atau melakukan donasi.Â
Kok bisa? Ya itu tadi, semua karena hormon-hormon tadi yang berenang di otak kita. Hormon oksitosin dikaitkan dengan empati, dengan rasa keibuan, koneksi antar manusia. Hormon testosteron dihubungkan dengan keberanian, ketegasan.Â