"iya pak, aku gak sedih kok. Aku nangis karena bahagia". jelas ku sembari tersenyum kepada pak giran.
"gitu dong, itu baru gadisnya bapak," ujar pak giran sembari mencubit hidungku dengan gemes.
"hihihi.. iya paak... genit ah" balas ku mencubit pinggangnya.
Pak giran kemudian memeluk sembari mengelus kepalaku dengan lembut, kembali tangannya mengelus lembut punggungku terasa kenyamanan yang menjalari tubuhku.Â
"terima kasih, pak", ujar ku sembari membenamkan wajah di dadanya.
"iya,nduk.." balas pak giran.
Setelah keadaan membaik, kami memutuskan untuk beranjak ke taman samping rumah untuk bergabung bersama dengan yang lainnya.
Aku dan pak giran berjalan beriringan ke arah kebun dimana mas andi, adit, nisa maupun buk giran masih asyik bercengkrama, nisa yang menyadari kehadiranku spontan berlari.
"mamaaaaa..." seru nisa, aku pun menyambut nisa dengan suka cita dan menggendong nisa.
"cantik banget cucu kakek hari inii." ujar pak giran sembari mencubit hidung nisa.
"cantikan mana sama mama ? ", ujar nisa balik menggoda pak giran.