Aku hanya bisa melirik dan sedikit melotot ke arah pak giran, seakan-akan aku marah karena mengetahui kejahilannya itu. Pak giran tertawa kecil karena kejahilannya ketahuan oleh ku, sebagai balasan ku cubit manja pinggangnya yang membuat pak giran sedikit mengeluarkan suara aduh karena kaget oleh cubitan tersebut.
**
Senja yang semakin redup yang menandakan akan masuk waktu magrib, membuat mas andi, adit dan buk giran segera menuju ke arah balai untuk berkumpul bersama kami.
Di balai yang memang sudah tersedia teh dan kopi maupun makanan ringan lainnya. Kami terlihat seperti keluarga besar yang sedang berkumpul, dimana pak giran dan ibu sebagai orang tua kami. Aku hanya berharap keindahan dan kebahagian ini jangan cepat berlalu.
***
*bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H