Mohon tunggu...
Newbie
Newbie Mohon Tunggu... -

Aliran Naturalisme

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Part V] Di Balik Sebuah Cerita

28 November 2016   20:18 Diperbarui: 1 Desember 2016   21:46 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku hanya bisa melirik dan sedikit melotot ke arah pak giran, seakan-akan aku marah karena mengetahui kejahilannya itu. Pak giran tertawa kecil karena kejahilannya ketahuan oleh ku, sebagai balasan ku cubit manja pinggangnya yang membuat pak giran sedikit mengeluarkan suara aduh karena kaget oleh cubitan tersebut.

**

Senja yang semakin redup yang menandakan akan masuk waktu magrib, membuat mas andi, adit dan buk giran segera menuju ke arah balai untuk berkumpul bersama kami.

Di balai yang memang sudah tersedia teh dan kopi maupun makanan ringan lainnya. Kami terlihat seperti keluarga besar yang sedang berkumpul, dimana pak giran dan ibu sebagai orang tua kami. Aku hanya berharap keindahan dan kebahagian ini jangan cepat berlalu.

***

*bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun