Mohon tunggu...
Newbie
Newbie Mohon Tunggu... -

Aliran Naturalisme

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Part V] Di Balik Sebuah Cerita

28 November 2016   20:18 Diperbarui: 1 Desember 2016   21:46 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kawasan pendesaan (sumber : https://jakasppainter.files.wordpress.com/)

" jangan menyalahkan dirimu nak, itu tidak baik. Kalau memang seperti itu adanya biarkan rina menikmati apa yang didapatkannya saat ini, apa yang kamu lakukan saat ini adalah untuk kebahagian rina juga kan?". ujar ibu yang sedikit menenangkan ku.

" iya bu, aku melakukan semua ini untuk kebahagian rina, karena aku sangat menyayanginya. Aku bersyukur tidak salah memilihdesa ini sebagai tujuan liburan kami dan di desa ini pula kami dipertemukan dengan orang-orang yang tepat seperti keluarga ibu maupun penduduk desa yang memberikan kenyamanan dan menyambut kami seperti keluarga." tambah ku.

" mungkin semua sudah di atur Yang Maha Kuasa, nak.." ujar ibu sembari tersenyum bu giran menenangkan ku.

POV Istri

ilustrasi rina (sumber: kapanlagi.com)
ilustrasi rina (sumber: kapanlagi.com)
Senja sedang bercengkrama mesra dengan langit memanjakan setiap pasang mata yang memandang. Di taman samping ini, kami sedang berkumpul, suami asyik bermain dan bercengkrama dengan kedua malaikat kecil kami, adit dan nisa yang di temani oleh canda tawa ibu giran.

Suasana seperti inilah yang membuat ku betah berada di sini, setidaknya kami tak salah memilih desa ini sebagai tujuan liburan. Bukan hanya aku dan mas andi yang merasakan kebahagian dan kenyamanan disini, adit dan nisa juga merasakan kebahagian yang mereka dapat saat ini, kedua buah hatiku ini pun larut dalam suasana liburan mereka.

Begitu pula dengan kami sangat merasakan beruntung dipertemukan dengan keluarga ini dimana kami diperlakukan seperti keluarga sendiri bukan seperti tamu.

Sejenak mataku melirik ke arah lelaki tua yang sedang sibuk mengisap kretek sembari sesekali menyeruput kopi hitam, lelaki tua yang sedang duduk di samping ku ini adalah pak giran bukanlah mas andi.

Seorang lelaki tua yang entah bagaimana maupun membuat ku tak bisa lepas dari kenyamanan, kasih sayang dan kemanjaan yang telah diberikan kepada ku. Semua yang diberikan seakan mampu menutupi yang tak mampu diberikan oleh mas andi selama ini.

Aku bukan sedang membanding kedua lelaki ini tetapi aku hanya ingin mas andi tahu bahwa aku seorang wanita yang telah menjadi istrinya dimana aku juga masih membutuhkan kasih sayang, perhatian dan dimanja olehnya.

"mamaaaaaaaaaa..." seru suara nisa, yang sedang berlari ke arah ku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun