Mohon tunggu...
Newbie
Newbie Mohon Tunggu... -

Aliran Naturalisme

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja, Seorang Wanita dan Kisah Ini (7)

16 Mei 2016   23:50 Diperbarui: 17 Mei 2016   00:28 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Maaf Bila Dalam Tulisan ini ada berbau 17+ tapi bukan Pornografi Melainkan Untuk menghidupkan Alur Cerita.

Terima Kasih

*****

Malam, Di Sekian Bulan di Hari Sabtu 2015

Malam Kian Larut menjemput Pagi, Aku masih duduk Di Teras sambil menarik Kretek dan di temani Secangkir Kopi. Ku Hisap dan hembus Kan Asap yang berwarna Putih Mewakili Sesuatu yang Sedang Ku pikir kan. Teringat Kejadian Tadi Siang yang masih membuat Ku tak Percaya dengan Semua Kenyataan. Mata Tua Ku menangkap ada sesuatu yang lain pada Si Wanita Anggun itu. Berdasarkan Pengalaman Lelaki Tua seperti Aku Tahu bagaimana Kepribadian Si Wanita Anggun.

Ya Kejadian Tadi Siang membuka Sedikit Peluang Imajinasi Liar Ku Bekerja

***

Aku seperti biasa sedang bermain dengan Andy, Rumah Ku ibarat Rumah Ke dua Bagi nya dan mungkin Dia telah Menganggap Ku sebagai Kakek nya. Kedekatan Emosional Aku dan Andy cepat terbina di karena Aku memberikan Perhatian yang Tulus kepada Andy, Sebagai Cucu Ku Sendiri. Hingga Saat tadi Siang, Ketika Santi datang ke Rumah Ku, Sambil membawa makan Siang untuk Kami, Karena Suami nya Jarang Pulang Siang hari jadi Suami nya Menyarankan agar mengantarkan Untuk Ku saja. Semenjak Keluarga Kami bersatu jadi Banyak Hal yang Berubah dalam Kehidupan Ku dan Mereka. Saat Makan seperti biasa Andy meminta Aku yang menyuapkan, Dia duduk di Pangkuan Ku karena tidak ada meja makan di rumah Ku, maka Kami makan secara Lesehan di Ruangan yang Ku Anggap Ruang Tamu.

Setelah selesai makan, Andy tertidur di salah satu Kamar Rumah Ku, Ya begitu lah memang Andy sekarang. Aku meminta izin kepada Santi untuk ke Teras, dengan alasan untuk Merokok. Aku takut bila lama - lama ber dua an dengannya Bisa - bisa Imajinasi Liar Ku Berbuat yang tidak - tidak. Santi hanya tersenyum dan mengangguk sedang kan Santi membereskan piring-piring bekas makan siang.

***

Saat Aku sedang duduk menikmati Kretek tersebut, Aku di kejutkan dengan kehadiran nya yang duduk di Samping Ku. Mungkin Dia menangkap wajah Ku yang Kaget, jadi Dia agak sedikit tertawa Kecil. Posisi seperti ini membuat Ku bisa lebih memandang Mawar Merah ini.

Mata Bibir Wajah Hidung terlihat jelas Menawan.

Ya Bibir nya begitu menGoda, Walau hanya Untuk menGecup Bibir Manis nya.

Untung Santi membuyarkan Lamunan Ku dengan Mengajak Aku berbincang.

" Pak, Bole tanya tidak ?" * Santi membuka Suara.

" Iya, Bole Kok Nak Santi.. Silahkan Bapak Akan dengan Senang Menjawab nya". * Aku menjawab Santi.

" Begini loh Pak... "

Santi agak terdiam ..

Mencoba berpikir untuk menyusun kata-kata yang tepat untuk di tanya kan.

" Jadi, Kalau Santi boleh Tahu, Apa sih yang Bapak Kerja kan di Teras Ini ? " Tanya Santi sambil Menatap tepat Ke Mata Ku.

" Bapak sering duduk di Sini karena bapak menikmati Pemandangan. Bapak bisa duduk di sini berjam-jam loh." jawab Ku.

"Trus .. pak ? " Santi memotong penjelasan Ku, berharap Aku menjelaskan lebih lagi.

Hening ...

Aku mencoba merangkai kata kata agar Dia tidak tersinggung dengan Jawaban Ku.

" Ya Bapak mau jujur sama Kamu, Santi..". Ujar Ku, di sambut anggukan kepala nya.

" Bapak .. "

" Bapak sebenarnya sering memandangi Bunga Mawar Merah yang sangat Menarik Hati Bapak. Bunga Mawar yang telah di Hisap oleh Kumbang nya. Bunga Mawar Itu Tetap Menawan, Menarik dan Menggoda Hati Bapak Untuk Memetik nya. Tapi Tak Pernah Bapak berani Untuk Memetik nya Karena Bagi Bapak Mawar Merah itu Terlalu Anggun Untuk Di petik Dengan Memandang nya Bapak Sudah Cukup Senang." Aku menjelaskan Kepada Santi tentang Semua nya, dan pandangan Ku arahkan ke Langit Seakan Mengharapkan Senja Datang Menolong.

Sejenak Hening tak ada Suara Santi Menyahut atau Membalas penjelasan Ku, dan Sekilas Ketika melirik ke Arah Samping Ku mengecek apa yang Santi Lakukan Mata Ku tak Sengaja tertuju pada Sebuah Gundukan Gunung Kembar yang menurut Ku sangat Sempurna Tidak Terlalu Besar atau Kecil namun Padat menggantung dengan Indah nya di Tubuh Sang Mawar Merah. Ku rubah yang tadi hanya melirik, kini sudah memandangi Gundukan tersebut.

Aku baru Sadar Ketika Santi Mengeluarkan suara nya " Ehem..Ehemm".

" Apa Memang yang sedang Bapak pandangi ? Kayak nya Serius Benar LIhat nya? " Santi bertanya setengah Meledek dan Menjulurkan Lidah nya sedikit di barengi tawa kecil.

Tentu saja Aku Malu karena Kepergok Oleh Sang Empu yang Punya,

" Tidak ada apa-apa Kok San, Bapak Sedang Melihat Gundukan Gunung Kembar yang Indah yang terselimuti oleh Kaca Mata Kuda." Jawab Ku sembari tawa Kecil membalas nya.

Kemudian Kami tertawa bersama,

" Sang Mawar Merah itu Siapa Pak ? " tanya Santi dengan Mimik Serius.

" Dia Seorang Wanita yang Anggun, Sudah ber Suami dan Memilik Anak Satu. Dia sangat Anggun, Menawan. Tidak Pernah Mengumbar Keseksian Tubuh nya. Bukan Seperti Pelacur atau Selebriti Lainnya. Seandai nya Wanita lain Tahu bahwa Wanita Anggun dan Sederhana itu lebih Menarik untuk Di pandangi karena Tidak Membosankan." Aku memberikan Penjelasan yang sangat Jelas Kepada nya.

Santi hanya tertunduk dengan Pipi nya bersemu Merah, Seperti nya Dia Sudah Mengerti Apa yang Ku Maksud.

Kami mengakhiri pembicaraan siang menjelang sore itu, karena Andy sudah bangun dan Dia ingin bersiap - siap untuk menyambut kepulangan Suami nya.

Aku mempersilahkan Dia Pulang, dan sembari memberikan pelukan hangat dan kecupan di kening untuk Andy.

***

Setelah Santi sampai di Rumah, Dia langsung buru buru masuk ke Kamar mengkunci Pintu dan berlari Kecil ke Arah Cermin di Lemari Kaca.

" Tahu apa Kamu hari Wahai Cermin? " Seru nya dengan nada Keriangan .

" memang ada apa Santi ? Kok Kamu Seneng Banget" Ujar Cermin.

" Aku seneng banget... Seneng Banget .. " belum habis Santi Menjelaskan, Langsung Cermin Memotong.

" Seneng kenapa ? Bagi-bagi dong Cerita nya ". potong Cermin.

" Tadi akhir nya Aku Tahu Kalau selama ini Lelaki Tua itu memandang Ku Memperhatikan Ku Memperhatikan Leguk Tubuh Ku. Benar Seperti Kata Kamu Seorang Lelaki Tak Butuh yang Seksi tapi Dia Lebih Suka Yang Menawan dan Menarik. Dan menurut Dia ketika Wanita tampil sederhana dan Anggun lebih Menarik untuk Di pandangi." Jelas Santi pada Cermin.

Leguk Tubuh ? ...

Ya Leguk Tubuh, Santi jadi Teringat Ketika Lelaki Tua itu memandangi dan menikmati pemandang Gunung Kembar nya dan Dia tak berusaha untuk Menutupi nya dan Malahan tadi Aku membiarkan saja Lelaki Tua itu menikmati nya.

Dan Jujur Aku ada Rasa Senang Ketika Lelaki Tua itu mengatakan "Bapak Sedang Melihat Gundukan Gunung Kembar yang Indah yang terselimuti oleh Kaca Mata Kuda".

Dia tidak melecehkan melainkan memberikan lelucon Nyeleneh yang membuat Aku tak Marah malahan membuat Aku Merasa Bangga karena Biar Anak Satu Bentuk Badan Ku masih menarik untuk Lelaki. Dan Sekilas Santi mulai berGaya Bak Model di Depan Cermin, Memastikan bahwa Tubuh nya masih Menarik untuk di Pandang.

" hei,, jangan sok jadi Model ya." Cermin Meledek Ku.

Aku hanya tertawa dan menjulurkan Lidah Sembari mengedip kan Mata. Kedipan Mata yang bermakna dan penuh Arti, Hanya Santi, Cermin dan Senja yang Tahu apa yang terjadi. Rahasia kembali bertambah di sekeliling mereka.

***

Ya Kejadian Siang itu masih terbayang di Benak Ku. Terutama Gunduk kan Gunung Kembar nya yang selama ini hanya bisa Ku perhatikan dari Jauh.

Dan itu bukanlah salah satu Prioritas Ku dalam memandang nya, Itu hanya Bonus yang di berikan Senja Siang tadi.

Satu hal yang Ku Tangkap dari Sikap nya Siang Ini.

Mawar Merah adalah Liar

Mawar Merah yang Telah di Ikat oleh Sang Kumbang Memiliki Kepribadian Tersembunyi yaitu Liar.

Liar... ?

Ya, Santi memiliki Keliaran Bila Aku perhati kan dengan seksama. Dia menyukai sesuatu Tantangan. Suka Melawan Arus.

Itu adalah Sesuatu yang Tersembunyi dan hanya Orang Tertentu yang Tahu.

Mungkin Kah ...

Tidak ..

Jangan.. Jangan....

Aku bertarung dengan Imajinasi Liar Tua Ku yang sudah tertidur Sekian Tahun.

Aku bingung Mau menuruti atau Melawan Gejolak dari Gelora Imajinasi Liar Tua Ku

Aku bimbang ....

Aku takut Menodai Mawar Merah Liar dan Anggun itu.

Senja tolong Aku ....

***

Apakah Benar Santi Liar dan Suka Tantangan ?

Apakah akan terjadi sesuatu yang Lebih Jauh ?

***

---------------------------** Senja, Misteri Di Balik Senja

                                       Senja Kembali Tersenyum Lepas

                                       Mawar Merah yang Anggun

                                       Kini Merambah Dunia Liar di Balik Sisi Diri

                                       Wanita baik dan Setia Memiliki Rahasia

                                       Rahasia dalam Pernikahan

                                                          *****

* Bersambung 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun